SUARA PEMBACA

Migrasi Kompor Gas ke Listrik Demi Siapa?

Ketiga, negara hanya melayani pihak swasta dan pemilik modal. Lihatlah fakta oversupply PLN, bukannya membatalkan dan memperbarui kontrak dengan swasta, yang dilakukan justru mewacanakan migrasi kompor elpiji ke kompor induksi. Program ini hanya menguntungkan para pengusaha, tapi tidak untuk rakyat.

Crazy rich Surabaya Alim Markus dengan Maspionnya, diprediksi akan mendapat cuan dari kompor listrik (cnnindonesia.com, 22/09/2022). Selain Maspion, ada 4 perusahaan swasta yang akan kecipratan cuan dari kompor listrik. Mereka adalah PT Adyawinsa Electrical and Power, PT Hartono Istana Teknologi, PT Selaras Citra Nusantara, dan Sutrado.

Jelas, program migrasi kompor elpiji ke kompor induksi bukanlah untuk kepentingan rakyat, namun untuk kepentingan swasta.

Kapitalisme Biang Masalah

Sistem kapitalisme telah menjadikan negara hanya sebagai fasilitator dan regulator. Yaitu untuk memuluskan kepentingan para pengusaha. Mahalnya biaya kontestasi membuat kepemimpinan penguasa tersandera oleh kepentingan pengusaha.

Mindset materialisme yang menjadi tujuan hidup manusia di sistem kapitalisme, membuat hubungan negara dengan rakyat selayaknya hubungan bisnis. Berhitung untung rugi pada rakyat. Mengalirkan listrik ke rumah-rumah rakyat di desa dianggap rugi dibandingkan memastikan ketersediaan listrik bagi perusahaan-perusahaan swasta.

Salah satu pilar penopang sistem kapitalisme adalah kebebasan kepemilikan. Setiap individu bebas memiliki apa saja selama ia mampu membelinya. Faktanya, hadirnya bank ternyata memberikan dana segar bagi para pengusaha untuk bisa membeli apapun. Bank adalah gurita yang tentakelnya menyedot uang rakyat dengan alasan menyimpan dan mengamankan.

Pilar kebebasan kepemilikan di sistem kapitalisme telah mengizinkan para pengusaha mengeksploitasi SDA. Mereka menguasainya dari hulu hingga hilir, dari ekplorasi hingga penjualannya. Melimpahnya SDA tak dirasakan kebermanfaatannya oleh rakyat. Sebaliknya, kerusakan lingkungan mesti ditanggung rakyat akibat kerakusan sistem kapitalisme.

Kondisi berbeda akan kita dapati di negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Sistem ekonomi Islam yang menyejahterakan seluruh rakyat. Sistem politik yang menjadikan para pemimpin bersikap amanah dan adil. Wallahu a’lam. []

Mahrita Julia Hapsari, Muslimah Aktivis Dakwah.

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button