Milenial Melihat Peradaban Islam dan Modern
Di paruh tahun 70-an tulisan Cak Nur menggegerkan jagat pemikiran Nasional terkait “Islam Yes, Partai Islam No” yang dituduh tidak aspiratif dengan pemikiran Islam sehingga menjadi perdebatan panas di tengah arus pemikiran Islam. Pro-kontra pun terjadi.
Padahal menurut Kuntowijoyo sendiri apa yang cetuskan Cak Nur tidak terlalu aneh, justru mengajak kita untuk terbuka akan tantangan baru.
Sadar atau tidak, saat kita membicarakan peradaban Islam maju atau mundur fokus kita hanya terbatas pada bidang politik-kekuasaan.
Berapa tahun berkuasa, berapa negara yang dikuasai dan seperti apa kebijakan politik penguasa bukan fokus pada bidang lain yang ternyata turut membantu bangunnya peradaban Islam, itulah ilmu pengetahuan dan Kebudayaan.
Artikel Cak Nur, begitu kata Kunto, justru mengajak kita untuk menggarap bidang yang kurang menjadi perhatian pembicaraan. Hal itu dapat kita lihat dari upaya eks-Masyumi yang tidak diberi izin untuk berpolitik praktis di masa Orde baru.
Tokoh seperti Natsir mengalih gerakannya pada DDII yang fokus pada gerakan dakwah dan pendidikan Islam. NU-Muhammadiyah justeru lebih dulu melakukannya.
Singkatnya, milenial tidak harus rendah diri dengan peradaban sekarang, di bidang politik memang secara luas kita kehilangan kekuatan hampir di seluruh dunia.
Istilah khilafah bisa dikatakan “tidak tertarik” dibicarakan kepala negara berbasis Islam, tapi kita jangan lupa peradaban dunia tidak melupakan warisan-warisan pemikiran Islam yang dicetuskan tokoh besarnya.
Barat menghargai ide-ide cemerlang Al-Khawarizmi, Imam Ghazali, Ibnu Khaldun, Ibnu Rasyid, Ibnu Sina, Ibnu Arabi, Jalaludin Rumi, Muhammad Iqbal dan tokoh lainnya. Artinya, sebagai milenial kita harus tergugah; jangan menutup mata dan harus aktif menyumbangkan pemikiran untuk bangsa juga dunia. Mewarnai dunia dengan nilai-nilai Islam yang terbuka, meneduhkan juga inspiratif.
Kedua: Peradaban Itu Dinamis
Dewasa ini peradaban Barat telah mengakomodir peradaban dunia. Tidak sedikit kemajuan di pelbagai bidang memudahkan aktivitas manusia meluas ke penjuru dunia.