Militer Israel Tutupi Data Meningkatnya Kasus Bunuh Diri Tentara

Gaza (SI Online) – Jumlah tentara Israel yang melakukan bunuh diri meningkat tajam sepanjang tahun 2025. Berdasarkan laporan tidak resmi yang diungkap Radio Angkatan Darat Israel, tercatat sebanyak 18 tentara bunuh diri sejak awal tahun, sebuah lonjakan drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Namun, militer Israel menolak mempublikasikan data resmi, memicu kekhawatiran adanya upaya sistematis untuk menutup-nutupi krisis psikologis internal yang menggerogoti barisan tentaranya.
Menurut sumber internal yang dikutip radio tersebut, 15 kasus terjadi selama semester pertama, dan 3 kasus tambahan terjadi hanya dalam bulan Juli ini. Jumlah tersebut dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun 2024 yang mencatat 9 kasus, dan lebih tinggi dari catatan tahun 2023 sebelum pecahnya perang di Gaza yang mencatat 11 kasus.
Militer Bungkam, Trauma Menumpuk
Juru Bicara Angkatan Darat Israel, Avi Duvrin, pada Kamis lalu (17/7) menolak memberikan data resmi terkait jumlah tentara yang bunuh diri sejak Januari. Ia menyatakan kepada pers:
“Setiap tentara sangat berharga bagi kami, tetapi kami tidak dapat mempublikasikan semuanya kepada publik, dan itu wajar.”
Pernyataan ini menuai kritik dari para pengamat hak asasi manusia yang menilai bahwa pengabaian terhadap krisis kesehatan mental prajurit adalah bentuk ketidakpedulian institusional yang memperparah penderitaan internal para tentara, khususnya yang dikerahkan ke Jalur Gaza dalam operasi brutal yang melanggar hukum humaniter internasional.
Luka Batin: PTSD di Kalangan Tentara Meningkat
Statistik resmi yang diterbitkan pada November 2024 menunjukkan bahwa sekitar 5.200 tentara Israel—atau 43% dari mereka yang terluka dan dirawat di pusat rehabilitasi—menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Lebih mencengangkan, proyeksi militer Israel menunjukkan bahwa pada tahun 2030 akan ada sekitar 100.000 tentara yang memerlukan perawatan psikologis, dan setidaknya setengahnya akan mengalami PTSD kronis.
Konsekuensi Perang Genosida terhadap Rakyat Gaza
Para analis menyebut bahwa melonjaknya angka bunuh diri dan trauma mental ini tidak terlepas dari keterlibatan para tentara dalam operasi militer yang secara luas dikecam sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Tekanan moral, rasa bersalah, dan beban psikologis menjadi faktor pemicu, terlebih ketika mereka menjadi pelaku atau saksi dalam penghancuran sistematis atas warga sipil, rumah sakit, dan infrastruktur sipil lainnya.
Human Rights Watch dan organisasi HAM lainnya telah mendesak Israel untuk menghentikan pelanggaran hukum internasional di Jalur Gaza, yang tidak hanya berdampak pada korban sipil Palestina, tetapi juga menghancurkan integritas moral dan kesehatan mental tentaranya sendiri.
sumber: infopalestina