Modal Basi Indonesia Maju
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin ikut berpidato dalam acara Konvensi Rakyat Optimis Indonesia Maju. Dia melanjutkan pidato kebangsaan calon presiden Joko Widodo di Sentul, Ahad (24/2/2019). Dalam pidatonya, Ma’ruf menjelaskan pendapatnya kenapa dia dan Jokowi harus memenangkan Pemilihan Presiden 2019.
“Untuk Indonesia maju, kita harus menang. Kita pantas menang karena kita punya modal yang besar,” kata Ma’ruf di Sentul International Convention Center. Modal yang dimaksud Ma’ruf bukan uang melainkan hasil kerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Ma’ruf mengatakan, Jokowi-JK sudah meletakkan dasar pembangunan yang kuat. (nasional.kompas.com, 24/2/2019)
Dalam pidato Ma’ruf tersebut mengandung makna bahwa Indonesia akan maju ketika Paslon 01 terpilih karena modal yang dibutuhkan sudah siap. Masyarakat yang berpikiran dangkal akan mudah terhasut oleh janji-janji yang dilontarkan kala kampanye seperti ini. Modal peletakan dasar pembangunan yang dimaksud oleh Ma’ruf ini selalu digaung-gaungkan oleh TKN Jokowi-Ma’ruf, seolah-olah Indonesia akan maju jika pembangunan terus dilakukan. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, terkait uang BPJS yang diperoleh dari uang rakyat pengalokasian dananya untuk membangun jalan tol. Belum hutang yang bejibun jumlahnya hanya untuk pembangunan infrastruktur di negeri ini. Segala proses keberhasilan pemerintah saat ini masih diukur dari segi infrastruktur. Padahal ada yang lebih penting yang harus diperhatikan yaitu kesejahteraan rakyat. Banyaknya tol yang dibangun justru malah memfasilitasi mereka yang punya uang, sedangkan rakyat biasa tak bisa merasakannya. Hal ini menunjukkan sebenernya pemerintah berpihak pada mereka yang memiliki modal.
Multi krisis ini terjadi akibat pemerintah terlalu berkhidmat pada sekulerisme dan demokrasi yang merupakan sistem warisan penjajah. Sistem itulah yang menjadikan manusia sebagai Sang pembuat aturan.
Tidak hanya itu, saat-saat kampanye kali ini setiap paslon mengungkapkan segala janji dan wacana agar dapat menarik hati masyarakat. Masing-masing sadar bahwa masyarakat ingin Indonesia lebih baik lagi. Kekacauan yang terjadi di negeri ini sudah begitu parah. Butuh perubahan revolusioner untuk memperbaiki semuanya. Hal ini tidak bisa dilakukan jika negeri ini masih menerapkan sistem demokrasi. Siapapun yang menjadi pemimpin kelak jika sistem yang diterapkan masih saja demokrasi, maka yang terjadi tidak jauh beda seperti yang kita rasakan hari ini. Sebaik-baiknya pemimpin, dia akan tetap terpengaruh oleh lingkaran aturan sistem yang ada.
Sebagai negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim, seharusnya sistem yang diterapkan adalah sistem Islam bukan sistem warisan penjajah seperti demokrasi. Umat Islam harus kembali pada jati dirinya sebagai hamba Allah SWT. Umat Islam harus sadar bahwa menerapkan aturan Islam adalah suatu kewajiban. Indonesia akan bangkit dan maju jika mencampakkan demokrasi dan beralih menerapkan sistem Islam yang diridhai Allah SWT. Umat Islam harus mengembalikan fungsi kedaulatan dari manusia kepada Allah, yang menciptakan negeri ini. Oleh karena itu, Islam ideologi lah satu-satunya modal besar kita untuk menjadikan Indonesia maju. Bukan dengan mempertahankan sistem rusak yang mementingkan urusan para pemodal saja. Islam diturunkan lengkap beserta aturannya adalah bukti bahwa Allah tidak hanya sekedar menciptakan kita melainkan juga mengatur. Hanya Allah lah yang mengerti apa yang terbaik untuk manusia. Maka sebagai seorang muslim berlomba-lomba lah untuk berpartisipasi dalam berjuang menegakkan syariat Islam di muka bumi ini. Wallahu a’lam.
Arinal Haq
(Aktivis Mahasiswa Sidoarjo)