Mudik Dilarang, Akankah Corona Menghilang?
Ramadan sebentar lagi datang. Bulan suci yang dimuliakan dan ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Salah satu hal yang ditunggu oleh sebagian besar umat Islam di bulan Ramadan adalah tradisi mudik untuk merayakan IdulFitri di kampung halaman.
Namun sayangnya, sejak pandemi Corona melanda negeri ini mulai awal tahun lalu, pemerintah membuat kebijakan untuk melarang mudik. Pada tahun inipun dibuat kebijakan serupa demi mencegah peningkatan angka positif Corona.
Pelarangan mudik 2021 telah resmi disampaikan pemerintah melalui Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy bulan lalu. Dia menerangkan pelarangan mudik tahun ini bertujuan agar program vaksinasi yang sedang berjalan bisa maksimal. Disampaikan juga bahwa larangan ini berlaku mulai tanggal 7-17 Mei untuk semua masyarakat. (Detiknews.com, 06/04/21)
Belajar dari larangan mudik tahun lalu, tampaknya tahun ini yang akan terjadi tidak akan jauh berbeda. Faktanya, meski ada larangan mudik, namun masyarakat masih bisa leluasa untuk mudik ke kampung halaman. Bisa jadi hal itu terjadi lantaran kebijakan ini tak dibarengi dengan kebijakan efektif yang lain. Sehingga kebijakan ini seolah hanya sebagai topeng agar tampak maksimal menangani pandemi.
Apakah dengan adanya kebijakan pelarangan mudik ini akan menjamin penyebaran Corona akan segera menghilang?
Kalau diamati tampak kebijakan ini hanya kebijakan sebelah. Maksudnya, pelarangan ini tidak dibarengi dengan pelarangan bidang lain yang juga bisa menjadi pintu meningkatnya penyebaran virus Corona.
Sebut saja lokasi wisata, pasar, supermarket, dan tempat umum lain yang masih diizinkan buka pada masa pendemi. Padahal tempat-tempat tersebut merupakan tempat beresiko untuk meningkatkan penularan virus Corona karena berpotensi besar menciptakan kerumunan.
Bagai buah simalakama, mungkin itu yang sedang dialami oleh seluruh elemen masyarakat di negeri ini. Jika larangan mudik dibarengi dengan larangan operasional tempat umum, mungkin bisa menekan angka positif Corona. Namun pasti berdampak buruk bagi sektor ekonomi, bahkan perekonomian masyarakat bisa mati.
Padahal masyarakat juga butuh membiayai kehidupan sehari-hari. Jika roda perekonomian berhenti, bagaimana para suami bisa memberi makan anak dan istri. Dari sini jelas, bahwa dari sisi ekonomi juga harus dipertimbangkan dalam mengambil kebijakan terkait upaya penanggulangan pandemi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah masih setengah-setengah/tidak utuh. Juga menunjukkan terjadi carut marut dalam langkah pemerintah mengatasi pandemi.
Padahal pemerintah juga sudah memberikan berbagai bantuan sosial kepada masyarakat. Nyatanya bantuan tersebut tidak mampu mengatasi masalah ekonomi masyarakat karena tidak diberikan secara merata. Bahkan banyak yang tidak tepat sasaran dan malah dikorupsi secara besar-besaran oleh pejabat yang menanganinya.
Jika berbagai langkah yang diambil untuk mengatasi pandemi belum juga berhasil. Seharusnya pemerintah mulai membuka mata dan hati untuk membuang gengsi agar mau menoleh pada sistem yang saat ini tidak diterapkan. Sebuah sistem yang pernah diterapkan hingga ribuan tahun lamanya. Sistem itu adalah Islam.