Muhammadiyah Jateng Bantu Korban Banjir Jabodetabek Dua Miliar
Semarang (SI Online) – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menyiapkan dana sebesar dua miliar rupiah untuk membantu korban bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Dana tersebut dihimpun oleh Lembaga Amil Zakat Islam Muhammadiyah (Lazismu) PWM Jawa Tengah serta pengaplikasian dilakukan bidang Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PWM Jawa Tengah.
“Pertama kami sampaikan ikut prihatin atas bencana banjir yang melanda Jabodetabek di samping juga melanda di daerah lain di seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. Kedua, Muhammadiyah Jawa Tengah menyiapkan dua miliar rupiah untuk korban bencana di Jabodetabek,” ungkap Ketua PWM Jawa Tengah KH Tafsir saat konferensi pers terkait penyaluran bantuan bencana di Jabodetabek di Semarang, Rabu 8 Januari 2020 lalu.
Menurut Tafsir, sudah menjadi kultur di Muhammadiyah tanggap terhadap bencana. Muhammadiyah, kata dia, memiliki prinsip “sekarang bencana, sekarang berangkat”.
Oleh karena itu saat terjadi bencana, Muhammadiyah langsung ikut ambil peran membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana.
“Kami langsung mengambil sikap melakukan langkah-langkah kedaruratan. Muhammadiyah mengirim relawan secara mandiri yang di koordinir oleh MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” terangnya.
Selain mengirim relawan secara mandiri, Muhammadiyah Jateng juga mengirim relawan yang direkrut oleh Pemrov Jawa Tengah. Dari 100 relawan Pemrov Jateng, 25 orang di antaranya merupakan relawan dari MDMC PWM Jawa Tengah.
Kiai tafsir menyampaikan terimakasih kepada Pemrov Jateng yang telah memberi kepercayaan kepada Muhammadiyah Jateng dalam bergabung menangani bencana atas nama Pemrov Jateng.
“Kami tidak hanya mengirim bantuan yang bersifat sumber daya manusia berupa relawan baik di lapangan maupun relawan medis. Karena Muhammadiyah Jateng juga mengirimkan tim medis dari rumah sakit-rumah sakit wilayah barat, seperti RSI Bumiayu, RSI Muhammadiyah Tegal, RSI Kendal, dan Kebumen,” ujarnya.
Kendati demikian, bantuan berupa peralatan medis, menurutnya belum cukup, karena masih banyak hal yang dibutuhkan. Oleh karena itu di samping mengirim relawan, Muhammadiyah Jawa Tengah juga mengirimkan dana untuk kebutuhan korban-korban bencana.
“Penggalangan dana dikoordinir Lazismu Muhammadiyah Jawa Tengah senilai dua miliar. Bantuan untuk berbagai hal, seperti untuk kebutuhan sehari-hari maupun rehab fasilitas publik yang rusak,” katanya.
Kiai Tafsir menilai, menangani bencana tidak hanya berhenti di kedaruratan, tetapi juga penanganan pascabencana. Bahkan di tempat tertentu, lanjut dia, Muhammadiyah Jateng meninggalkan unit-unit usaha yang dapat dipakai untuk seterusnya oleh penduduk yang terkena bencana.
sumber: suaramerdeka.com