MUI Jatim Anjurkan Pemangku Kebijakan tak Gunakan Salam Lintas Agama
Jakarta (SI Online) – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menyerukan kepada umat Islam dan kepada pemangku kebijakan agar tidak menggunakan salam lintas agama termasuk dalam sambutan-sambutan di acara resmi.
MUI Jatim menyarankan agar pejabat mengucap salam pembuka sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
“Untuk umat Islam cukup mengucapkan kalimat, “Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” Dengan demikian bagi umat Islam akan dapat terhindar dari perbuatan syubhat yang dapat merusak kemurnian dari agama yang dianutnya,” ungkap Ketua MUI Jawa Timur KH Abdushomad Buchori di Surabaya, Jatim, Sabtu (09/11/2019).
Menurut KH Abdushomad Buchori, salam merupakan merupakan suatu bentuk doa dan doa adalah ibadah.
“Sehingga kalau saya menyebut assalamualaikum itu doa semoga Allah SWT memberi keselamatan kepada kamu sekalian dan itu salam umat Islam,” ujar Abdushomad.
Kiai Abdushomad yang juga Ketua Bidang Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat itu menjelaskan, menggunakan salam campuran sama saja dengan mencampuradukkan agama.
“Pluralisme agama itu tidak boleh. Saya terangkan di dalam tausyiah agama itu tidak boleh. Karena agama itu eksklusif, karena keyakinan itu adalah sistem, agama itu sistem keyakinan dan agama punya sistem ibadah sendiri-sendiri,” ucap Abdushomad.
red: shodiq ramadhan