Mulianya Akhlak Ulama-Ulama Hamas

Landasan Ideologis
- Hamas menyatakan tindakannya mengikuti ajaran Islam tentang tawanan perang:
o Tawanan bisa dibebaskan dengan tebusan atau sebagai bagian dari pertukaran.
o Al-Qur’an (QS. Muhammad: 4) menyebut setelah perang boleh membebaskan tawanan dengan cuma-cuma atau dengan tebusan, bukan dengan penyiksaan. - Karena itu mereka menekankan bahwa meski berperang, mereka berusaha tidak melanggar prinsip syariat dalam memperlakukan tawanan.
Kesaksian yang Beragam
- Tidak semua laporan seragam: ada pula tawanan Israel yang mengatakan mereka mengalami ketakutan, keterbatasan makanan, dan kondisi sempit selama ditahan.
- Namun secara umum, dibandingkan dengan narasi Israel yang menggambarkan Hamas “brutal”, ada cukup banyak kesaksian yang menunjukkan bahwa tawanan Israel justru tidak diperlakukan sekejam yang digambarkan.
Jadi, sikap baik hati Hamas terhadap tawanan Israel dapat dilihat dari upaya mereka memberi makanan, perawatan medis, komunikasi dengan keluarga, dan menggunakan jalur negosiasi pertukaran, yang mereka klaim lebih manusiawi daripada perlakuan Israel terhadap tawanan Palestina.”
Jadi secara umum, sikap Hamas terhadap tawanan Israel adalah lebih baik daripada sikap Israel terhadap tawanan Hamas. Tawanan Hamas/rakyat Palestina yang ditangkap Israel banyak yang disiksa, dipatahkan tangannya, diestrum dan lain-lain. Ada tawanan yang psikologisnya tidak normal (gila) setelah dibebaskan Israel.
Begitulah Yahudi Israel ini. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 60.000 warga Palestina wafat akibat genosida hingga akhir Juli 2025. Dari jumlah itu tercatat lebih dari 18.500 anak-anak dan hampir 9.800 wanita yang wafat. Studi dan data PBB serta lembaga kemanusiaan lain menunjukkan bahwa wanita dan anak-anak menyumbang sekitar 60%–70% dari total korban wafat.
Pemerintah Israel (dibantu Amerika) kekejamannya luar biasa. Mereka tidak peduli aturan internasional tentang perang yang tidak membolehkan membunuh wanita dan anak-anak (sipil). Tapi itulah zionis Yahudi Israel. Mereka meniru Amerika yang menginvasi Irak pada 2003 yang menelan korban jiwa lebih dari satu juta orang.
Intelektual Amerika, Noam Chomsky, menyatakan bahwa tanpa dukungan militer dan diplomatik dari AS, tindakan Israel—termasuk serangan di Gaza—tidak bisa berlangsung dalam skala besar. Ia menyebut bahwa ketika jet tempur Israel menyerang sasaran tak berdaya di Gaza, sebenarnya itu adalah jet AS yang diterbangkan oleh pilot Israel, serta menggunakan persenjataan AS.
Walhasil, percayakah Anda kalau Amerika dan Israel mengatakan bahwa Hamas adalah teroris? Bagi yang berfikiran waras, tentu akan mengatakan bahwa yang teroris sebenarnya bukanlah Hamas, tapi Israel dan Amerika. Sayangnya penetapan Hamas sebagai teroris ini juga banyak ‘diamini’ negara-negara Arab sendiri. Ada juga kelompok Islam yang suka mengecam Hamas (cabang Ikhwanul Muslimin di Palestina).
Al-Qur’an mengingatkan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. al Maidah 51)
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. at Taubah 67)