Mungkinkah Permainan ‘Game’ Dihilangkan?
Jutaan orang kini mengeluh. Game dari internet (game online) telah membuat anak mereka tidak kreatif dan kecanduan game. Saya sendiri punya anak yang senang dengan game. Saya nasehati ia berulang-uling. Saya sering berdoa kepada Allah agar anak saya tidak kecanduan game.
Alhamdulillah anak saya yang pertama dan kedua tidak suka game. Dua anak perempuan ini bagus prestasinya dan senang dengan ilmu.
Kecanduan game ternyata bukan hanya menimpa anak saya. Tapi juga jutaan anak-anak yang lain. Kalau saya naik kereta Jabodetabek, saya memperhatikan banyak laki-laki yang bermain game di kereta.
Game atau khususnya permainan perang di internet, menarik bagi laki-laki. Mereka gembira kalau bisa mengalahkan lawan atau menang dalam permainan itu.
Dulu, waktu masih banyak warnet, pernah saya nyewa di warnet itu memperhatikan beberapa orang anak SD main game. Berjam-jam.
Kita tentu sedih melihat hal ini. Kita tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah di kemudian hari. Al-Qur’an berpesan agar kita menasihati anak-anak tutur kata yang membekas. Tutur kata yang menyadarkan mereka.
Saya mengamati anak-anak yang kecanduan game ini susah untuk dinasihati. Mungkin sudah terpola di otak mereka permainan ini enak dan mengasyikkan.
Memang ada beberapa cara agar anak tidak kecanduan game. Misalnya memberikan tugas yang banyak kepada anak. Atau memberikan pekerjaan lain yang asyik baginya.
Tapi menurut saya cara yang paling baik adalah menghapus permainan game internet di dunia. Game hanya dibolehkan yang bersifat pendidikan (education game).
Meskipun game ini tidak haram, ia adalah perbuatan yang tidak berguna. Seorang mukmin yang hebat itu (berbahagia) itu, adalah mereka yang meninggalkan perbuatan tidak berguna.
Mereka yang sering main game, akhirnya tidak mengerti pekerjaan lain yang bermanfaat.