NUIM HIDAYAT

Mungkinkah Syiah-Sunni Bersatu?

Maka di era disrupsi (era perubahan dunia yang cepat ini), marilah dengan kepala dingin kita berunding dengan Syiah lagi. Saya tahu ada ulama yang kapok berunding denggan Syiah, gara-gara konflik Suriah. Dan disini memang Syiah keterlaluan, rezim beringas Bashar Assad kok didukung.

Kaum cendekia Syiah menyatakan Bashar kan tadinya baik, negaranya aman, kenapa kok ada gerakan Sunni yang memakai senjata untuk menggulingkan Bashar. Sehingga negara jadi kacau. Dan disinilah konflik Suriah ini sehingga membuat hubungan Sunni dan Syiah baik, kemudian panas lagi.

Kasus ISIS lebih mengerikan lagi. Saya baca berita, mereka yang tidak beraliran Sunni dibunuh di sana. Wallahu a’lam.

Ya begitulah Timur Tengah, mungkin udaranya yang panas membuat konflik terus menerus terjadi di sana. Dan ingat, Amerika dan Israel menikmati itu semua. Mereka menikmati konflik di Timur Tengah. Mereka tertawa-tawa, di Gedung Putih dan Tel Aviv, sambil terus ‘mempromosikan agama Kristen dan Yahudi mereka ke seluruh dunia.’

Kalau kita berorganisasi, maka kita akan melihat potensi-potensi SDM yang ada. Kelebihannya kita maksimalkan, kekurangannya kita tutupi.

Bila kita ingin membangun dunia Islam, kita tidak bisa mengecilkan Syiah. Kenyataannya Syiah telah menjadi negara dan pengikut mereka tidak kecil di dunia ini. Buku-buku mereka juga banyak mewarnai di negeri kita. Bila anda aktivis Islam tahun 80-90an maka buku-buku terjemahan cendekiawan Iran saat itu banyak di tanah air.

Organisasi Hamas telah memulai dialog dengan Syiah ini. Hamas bukan hanya dialog, bahkan ia kerjasama dengan Iran. Hamas tahu bahwa Iran sepenuh hati melawan Israel (dan Amerika). Negara Iran saat ini yang dipimpin Mullah adalah negara pengganti negara sekuler yang dulu disetir Amerika. Ketika Reza Pahlevi berkuasa ia sangat kejam, banyak ulama Iran yang dibunuh dan dipenjara, maka kemudian timbul Revolusi Islam Iran (1979).

Selain masalah pengkafiran Sahabat, yang diminta ulama Sunni juga ulama Syiah menghentikan propaganda kawin Mut’ah. Kenapa? Karena kawin model Syiah ini bahaya. Karena ia seperti pelacuran dan membahayakan bangunan masyarakat Islam yang sangat menghargai perkawinan. Ulama Syiah sebenarnya juga menyetujui poligami. Tapi entah mengapa mereka membolehkann kawin Mut’ah.

Disinilah keunggulan Sunni. Melihat para sahabat dengan adil dan mengharamkan mut’ah. Sekali lagi bila ingin persatuan dengan Sunni, maka ulama Syiah harus menghentikan promosi kedua hal ini.

Ulama-ulama Syiah mesti meneladani Ali Syariati yang hormat kepada ulama Sunni. Syariati yang belajar ilmu sosiologi secara mendalam, memahami bagaimana membangun umat Islam di dunia ini. Sayang ia terbunuh (syahid) masih muda, ketika berada di Eropa. Diduga ia ‘dibunuh oleh jaringan Mossad Israel.’

Ali Syariati dalam bukunya “Tugas Cendekiawan Muslim”, menjelaskan tentang bahasa Al-Qur’an kebanyakan adalah bahasa simbol. Bahasa simbol adalah bahasa tertinggi manusia. Misalnya bila Al-Qur’an berbicara tentang Firaun, maka Firaun itu ada fakta sejarahnya. Tapi selain fakta sejarah, Firaun adalah simbol setiap pemimpin yang otoriter. Pemimpin yang menuruti nafsu pribadinya memenjarakan atau membunuh orang-orang yang menyerukan keadilan atau kebenaran. Begitu pula ketika Al-Qur’an bicara tentang Nabi, ulama, kaum kafir, kaum Nasrani, kaum Yahudi dan lain-lain.

Al-Qur’an selalu aktual. Al-Qur’an meletakkan prinsip-prinsip ilmu sejarah, ilmu politik, ilmu psikologi, ilmu perang, ilmu negara, ilmu bahasa dan lain-lain. Al-Qur’an adalah puncak pemikiran manusia. Al-Qur’an adalah puncak jiwa kebaikan manusia. Al-Qur’an adalah wahyu dari yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button