Mushalla di Banjarnegara ini Luluh Lantak karena Gempa, Ayo Bangun Lagi
Banjarnegara (SI Online) – Sudah tiga pekan berlalu, Mushalla Al-Muhaimin Banjarnegara belum bisa dimanfaatkan untuk beribadah, shalat dan mengaji. Tiga pekan lalu, mushalla di tepi jalan utama penghubung Wonosobo-Banjarnegara ini luluhlantak menjadi puing-puing reruntuhan akibat gempa bumi, Rabu siang (18/4/2018) lalu.
Orang yang paling bersedih karena kehilangan mushalla ini adalah Ismono, warga desa Kasinoman RT 02/Rw 01 Kalibening Banjarnegara. Pria paruh baya berusia 57 tahun ini adalah takmir sekaligus marbot mushalla tersebut. Setiap hari ia membersihkan, merawat dan menyiapkan berbagai kebutuhan mushalla. Ya, Mushalla Al-Muhaimin sudah menjadi separo nafas perjuangan dakwah Ismono sejak pendiriannya enam tahun silam.
Tahun 2012, sepeninggal istri tercinta, Ismono berdikari membangun mushalla dua lantai ini dengan jerih parah cucuran keringatnya. Bermodal uang tunai satu juta rupiah, ia memulai membangun mushalla dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit berbagai bahan bangunan yang dibutuhkan. Batu kali dipikulnya sekarung demi sekarung; pasir ditambangnya sendiri dari sungai; dan kayu untuk pilar kusen ia tebang dari kebunnya. Sedikit demi sedikit ia bangun hingga berdiri mushalla dua lantai berukuran 7×8 meter, menyatu dengan tembok rumahnya.
Setelah berdiri mentereng selama enam tahun, hanya dalam hitungan beberapa detik mushalla Al-Muhaimin ini hancur diguncang gempa berkekuatan 4,4 Skala Richter. Meski hatinya hancur karena rumah dan mushalla jerih payahnya ludes dihantam gempa, Ismono tetap tabah dan bersyukur dan percaya bahwa itulah takdir Allah yang terbaik, semua pasti ada hikmah yang bisa dipetik.
Di tengah suasana duka yang mendalam itu, Ismono merasa terharu dengan kedatangan Relawan IDC yang datang membagikan bantuan dan santunan kepada para korban bencana alam. Ia berharap segera dibangun kembali lewat donatur IDC meski sederhana.
Ditemani Tri Widodo, sang menantu, Ismono menceritakan detik-detik gempa yang dialaminya. Siang itu, ia shalat jamaah di mushalla bersama warga dan para musafir yang singgah melepas penat. Usai shalat zuhur, ia bersama istrinya pergi ke rumah saudaranya di desa Pecantelan. Belum lama meninggalkan rumah, saat di perjalanan terjadilah gempa, tapi tak dihiraukannya. Usai keperluan di rumah saudaranya, Ismono dan istrinya pulang ke rumah. Setiba di rumah, betapa kagetnya Ismono dan sang istri karena rumah dan mushallanya sudah menjadi puing-puing tak berbentuk lagi.
“Alhamdulillah Allah masih memberi keselamatan. Coba kalau saya masih di sana, inyong iso dadi peyek,” kenangnya dengan logat Jawa ngapak.
Dampak gempa bumi 4,4 SR dengan pusat gempa di darat pada kedalaman 4 km pada jarak 52 km utara Kebumen pada Rabu (18/4/2018) siang itu memang dahsyat. Tercatat dua orang meninggal dunia tertimpa reruntuhan, puluhan orang luka-luka dan 136 KK yang terdiri dari 500 jiwa mengungsi.
INFAQ JARIYAH MUSHALLA AL-MUHAIMIN BANJARNEGARA
Sebelum pamitan pulang, Ismono dan warga sekitar menitipkan pesan kepada Relawan IDC, agar mengupayakan dana pembangunan Mushalla Al-Muhaimin. Karena keberadaan mushalla ini tidak hanya dibutuhkan oleh warga sekitar, tapi juga sangat bermanfaat bagi para musafir yang melintas di jalur Wonosobo-Banjarnegara sebagai tempat ibadah sekaligus istirahat dan menginap.
Ia berharap mushalla ini bisa segera dibangun kembali supaya bisa dimanfaatkan di bulan suci Ramadhan yang akan tiba sepekan lagi.
“Saya berharap kepada donatur IDC, untuk segera membangun Mushalla Al-Muhaimin,” ujarnya sambil berurai air mata haru.
Untuk mendirikan kembali Musholla Al-Muhaimin, diperlukan dana sekitar 105 juta rupiah dengan bahan kayu agar tahan gempa, lengkap dengan tempat wudhu dan perangkat sound system.
Investasi Abadi: Pahalanya Mengalir Terus tak Terbatas Umur
Masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi, tempat terpancarnya syiar Islam, tempat untuk mengagungkan nama Allah dalam sujud dan rukuk. Dari masjid dibangun kebersamaan kaum muslimin melalui shalat jamaah, madrasah dan majlis ilmu bagi kaum muslimin.
Berbahagialah kaum Muslimin yang menginfakkan hartanya sebagai investasi akhirat untuk sedekah jariyah. Hartanya menjadi shadaqah jariyah yang pahalanya terus mengalir tidak pernah putus meski orang yang berinfak telah wafat. Apalagi bila mushalla tersebut dari waktu ke waktu dihidupkan berbagai aktivitas ibadah, dakwah dan thalabul ilmi. Tak bisa dihitung berapa limpahan pahala yang mengalir setiap saat.
Dalam hadits shahih Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyampaikan kabar gembira tentang keutamaan shadaqah jariyah sebagai infaq yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia:
إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ
“Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim).
…Barangsiapa membangun masjid karena Allah walau sebesar sarang burung atau lebih kecil, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga..
Cara Cerdas Membeli Properti/Istana di Surga
Lebih spesifik lagi, Rasulullah Saw menggaransi bagi orang yang membangun masjid, maka Allah Ta’ala akan membangun baginya rumah di surga:
مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
”Barangsiapa membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah Swt, maka Allah akan membangun untuknya sebuah istana yang semisalnya di surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Bila membangun rumah di dunia dibutuhkan dana ratusan juta bahkan miliaran dengan memakan waktu berbulan-bulan. Padahal itu hanyalah rumah sementara, yang tak lama akan ditinggalkan.
Sementara untuk mendapatkan property/rumah di surga yang kenikmatan dan dan kemewahannya tak bisa dibayangkan, cukup ditempuh dengan modal membangun masjid walaupun hanya sebesar sarang burung, atau dengan ikut andil dalam pembangunan masjid di dunia. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah sebesar sarang burung atau lebih kecil, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah, dishahihkan oleh Al-Albani).
Infaq untuk pembangunan Mushalla Al-Muhaimin Banjarnegara bisa disalurkan melalui program “Shadaqah Jariyah” ke Rekening IDC:
Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 4.000 (empat ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.004.000,- Rp 504.000,- Rp 204.000,- Rp 104.000,- 54.000,- dan seterusnya.
Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com
Bila biaya renovasi mushalla sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
Info: 08122.700020, 08999.704050, 08567.700020