Nasihat Habib Salim Segaf Al Jufri di Munas V PKS
Karena itu, Salim meminta agar masyarakat Indonesia mengenal dengan baik arti ungkapan lokal mengenai perbuatan baik yang juga dikenal dalam kitab suci umat Islam tersebut.
Habib Salim mengatakan kepada peserta Munas V PKS, untuk memelihara citra umat Islam (muslim). Dulu, kata Salim, jika orang menyebut di suatu daerah mayoritas umat Islam (muslim), maka situasi di daerah tersebut damai.
Begitu pula kalau orang menyebut ada mukmin, berarti daerah tersebut aman. Karena muslim dan mukmin memeluk agama yang penuh kedamaian. “Karena banyak memberikan kedamaian, tasamuh, kesantunan,” katanya.
Menurut Habib Salim, Allah telah memerintahkan agar umat Islam beriman dan beramal saleh. Sehingga menyatakan keimanan saja tidak cukup tanpa disertai dengan amalan saleh.
“Hampir 250-300 ayat dalam Al-Qur’an, tidak disebutkan iman kecuali sesudahnya adalah amal saleh, “illalladziina aamanuu wa ‘amilush shaalihaati.” Jadi tidak ada dalam Islam itu, kita diajarkan untuk beretorika saja. Tidak ada,” kata mantan Menteri Sosial itu.
Dia mengatakan Rasulullah Muhammad Saw juga tidak menanyakan kepada sahabat-sahabatnya soal keimanan, tapi soal amalan saleh apa yang sudah dikerjakan oleh para sahabat.
“Rasulullah menanyakan, pertama, siapa yang berpuasa sunnah, dia tidak menanyakan wahai sahabatku, apa keutamaan berpuasa sunnah? Kedua, siapa yang pada hari ini sudah mengunjungi si fulan yang sakit? Beliau tidak meminta sebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang keutamaan mengunjungi orang sakit. Ketiga, beliau menanyakan siapa yang pada hari ini sudah berinfak. Rasul tidak menanyakan jumlah infak, tidak pula menanyakan hadits atau ayat Al-Qur’an tentang perintah berinfak,” kata Habib Salim.
red: farah abdillah
sumber: ANTARA