Negara Dirampok, Fahri Hamzah Malah Bicara Tertib Demokrasi Anies
Semua orang paham keinginan Fahri Hamzah. Dia mencela Anies Baswedan yang melakukan jumpa pendukung di berbagai daerah. Kata Fahri, yang dilakukan Anies itu menipu diri sendiri. Dan tak punya etika politik, tak mengikuti tertib demokrasi.
“Tidak ada capres sebelum tahapan resmi KPU yang akan dilakukan bulan November 2023,” kata Fahri. Ini dia ucapkan Fahri di acara bincang-bincang di salah satu kanal Youtube.
“Percayalah. Itu hanya menipu diri sendiri,” ujar Fahri dalam nada tinggi.
Apakah Anies dan Nasdem melakukan pelanggaran? Sama sekali tidak. Pelanggaran apa? Yang dilakukan Anies hanya bersilaturahmi keliling daerah. Konsolidasi aspirasi rakyat. Rakyat pun menyambut antusias.
Jadi, mengapa Fahri sewot setengah mati? Wallahu a’lam. Yang jelas, politisi partai Gelora ini tidak punya alasan untuk berkomentar negatif mengenai safari keliling Anies. Memang dia berhak berkomentar, tapi isu yang dia sorot tidak punya urgensi sama sekali.
Kalau Fahri beralasan bahwa pilpres itu ada tatatertib dan tahap-tahapannya, Anies tidak melanggar aturan mana pun tentang pelaksanaan pemilu. Kenapa Fahri meributkan silaturahmi Aies itu? Apa salahnya Anies mejumpai masyarakat dan mereka sangat senang menerima kedatangan mantan gubernur DKI itu?
Oke, katakanlah ada kesalahan tertib demokrasi yang dilakukan Anies. Nah, tidakkah Fahri bisa melihat bahwa pelanggaran tertib demokrasi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perampokan, penggarongan, dan penghancura negara ini oleh orang asing, khususnya orang China Tingkok?
Apakah Fahri belum tahu bahwa banyak sumber tambang Indonesia yang selama bertahun-tahun ini dikuras oleh China? Apakah Fahri pikir orang-orang China itu datang ke negara ini mematuhi tertib demokrasi dan tertib hukum?
Terus, apakah Presiden Jokowi dan para pejabat tinggi lainnya mencontohkan tertib demokrasi, tertib hukum, dan tertib-tertib lainnya? Bung Fahri tampaknya tak sempat melihat betapa sibuknya Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan resepsi pernikahan putra Jokowi, Kaesang Pangarep. Bahkan beberapa menteri lain juga ikut sibuk.
Apakah Jokowi tidak salah ketika dia menyebutkan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat, yang harus dipilih sebagai presiden, dan yang arahnya bisa ditebak bahwa itu adalah Ganjar Pranowo? Dalam hal ini, beretikakah Jokowi? Bertertib demokrasikah dia?
Sekali lagi, Bung Fahri, negara ini ada dalam cengkeraman oligarki lokal dan China Tiongkok. Negara ini sedang mereka rampok. Sedang mereka kuras dengan cara yang brutal. Sangat mengerikan.