Ngemis Online, Eksploitasi Kemiskinan Demi Cuan
Fenomena ‘ngemis online’ sedang marak dan menjadi perbincangan hangat warganet saat ini. Berbagai macam cara pun dilakukan demi mendapatkan cuan.
Ada yang melakukan siaran langsung atau live di TikTok sambil berendam di air hingga mandi lumpur berharap agar penonton memberikan gift yang dapat ditukarkan menjadi uang. Ada yang meminta uang untuk melunasi hutang, meminta hadiah atau bantuan kepada selebgram yang diikutinya. Bahkan ada yang membagikan nomor rekening untuk meminta sumbangan kepada warganet.
Menanggapi hal ini Menteri Sosial Tri Rismaharini akan mengirim surat kepada pemerintah daerah (pemda) agar menindak orang-orang yang melakukan ngemis online di media sosial TikTok. Ia menegaskan bahwa perilaku ngemis baik dilakukan secara offline maupun online tidak diperbolehkan. (Kompas.com, 15/1/23)
Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi pun semakin canggih. Sayangnya, kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan kemajuan ekonomi. Sehingga di zaman yang serba canggih ini, masih banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sulitnya mencari kerja membuat orang gelap mata dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan materi.
Termasuk menggunakan teknologi untuk mengekploitasi kemiskinan demi meraih cuan. Tak peduli meskipun harus mengorbankan harkat dan martabat diri yang penting bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan banyak pula yang melakukannya demi tuntutan gaya hidup masa kini.
Sistem Kapitalis Pangkal kerusakan
Kemiskinan yang tersistemis adalah akibat diterapkan sistem kapitalis. Dalam sistem kapitalis pengelolaan sumber daya alam dikuasai oleh segelintir orang, yaitu para pengusaha baik lokal maupun asing. Sehingga harta kekayaan hanya beredar di kalangan orang-orang tertentu saja, yaitu penguasa dan pengusaha. Sedangkan rakyat jelata tidak bisa menikmati kekayaan alam di negeri ini.
Sistem rusak melahirkan masyarakat yang rusak pula. Pemimpin yang egois yang hanya memikirkan keuntungan untuk diri dan kelompoknya saja. Pemimpin yang tidak amanah dan selalu bikin rakyat susah. Pemimpin yang jahat dan suka menindas rakyat.
Selain itu, sistem rusak juga melahirkan masyarakat yang sakit. Gaya hidup konsumtif, suka barang-barang brandit, tapi malas cari duit. Hobinya rebahan, sukanya tiktokan, tapi ingin dapat cuan dengan cara instan. Maka tak heran bila pengemis online bermunculan bak jamur di musim penghujan.
Negara yang seharusnya menjamin kesejahteraan rakyat, tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan secara tuntas. Sulitnya lapangan kerja, mahalnya harga-harga, dan tidak ada jaminan pendidikan dan kesehatan, membuat banyak orang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Walaupun ada bantuan pemerintah berupa BLT dan yang lainnya namun tidak merata dan tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidup. Alhasil, solusi tambal sulam yang diberikan tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan sampai ke akarnya.