One Piece Berkibar: Kritik Atas Ketidakadilan?

Mempertahankan Sistem Salah
Ketidakadilan dan kesengsaraan yang ditimbulkannya merupakan efek alami dari sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ini membuat ruang lebar untuk para pemodal menguasai segala hal yang dia mau. Efek mengerikan ini akan lebih terasa saat si pemodal menjadi penguasa. Kebijakan dia yang atur, modal pun dia yang atur. Maka tidak heran jika akhirnya rakyat yang jadi korban.
Begitu sadis sistem ini menyengsarakan masyarakat kecil. Alih-alih dicabut dan dibuang, para penguasa mempertahankannya karena memberikan mereka pemasukan yang luar biasa banyak. Hal ini bisa disaksikan di berbagai negara di dunia yang menerapkan sistem kapitalisme.
Untuk melindungi muka mereka dari murka masyarakat, mereka memberikan masyarakat sedikit keringanan yang parsial. Sebatas untuk meredam gejolak di tengah masyarakat. Misalnya dengan melakukan operasi pasar murah, memberikan bantuan sosial, diskon-diskon fasilitas umum, dan sebagainya. Seakan pemerintah ingin diberikan apresiasi bahwa mereka tengah berusaha menyejahterakan kehidupan rakyat. Itulah pola permainan sistem kapitalisme dari dulu hingga sekarang. Akan tetapi, banyak pihak yang tidak menyadari hal tersebut.
Islam Ciptakan Keadilan Merata
Islam menjamin tegaknya keadilan. Dalam syariat Islam, adil adalah menempatkan segala sesuatu sesuai dengan hukum syara’. Artinya segala hal harus distandardisasi pada aturan sang Pencipta.
Rasulullah Saw bersabda bahwa kaum muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput (hutan), dan api (energi); dan harganya adalah haram (HR Ibn Majah). Haram hukumnya sumber daya alam yang meliputi ketiga kategori tersebut diprivatisasi. Gunung, hutan, bukit, sumber mata air, laut, sungai, batu bara, emas, dan barang tambang sejenisnya dalam syariat Islam tidak boleh dikuasai individu.
Negara wajib mengelolanya dan mengembalikan hasil pengelolaan untuk berbagai kepentingan rakyat. Maka lihatlah hasilnya, saat negara amanah dalam memegang pengelolaan sumber daya alam, gaji para pegawai negara terpenuhi maksimal. Pendidikan bagi para pelajar dapat dinikmati secara cuma-cuma. Kesehatan berkualitas tanpa masyarakat harus bayar mahal. Tidak ada kelas dalam pelayanan kepentingan masyarakat. Perusahaan negara tidak akan gulung tikar karena korupsi, begitu pula guru tidak akan menderita karena kesejahteraannya diabaikan negara.
Begitulah gambaran ketika Islam mempraktikkan syariatnya. Tanpa memandang agama, ras, warna kulit atau adat istiadat, Islam menjaga setiap warga negaranya dengan memenuhi hak-haknya secara menyeluruh. Maka tidak heran syariat Islam dapat tegak belasan abad lamanya. Meski akhirnya runtuh karena kemerosotan berpikir umat Islam yang tajam.
Akan tetapi, di sinilah kita belajar sebagai bagian dari umat Islam yang sadar. Tidak ada satupun ideologi di dunia yang dapat menyelamatkan dunia ini selain dengan menerapkan kembali syariat Islam secara menyeluruh.
Allah SWT telah berjanji dalam Quran Surat Al ‘Araf ayat 96 bahwa jika penduduk bumi beriman dan bertakwa, maka Allah SWT akan mendatangkan berkah dari langit dan bumi. Beriman dan bertakwa artinya patuh atas segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan banyaknya aturan Allah, singkatnya adalah menerapkan aturan Islam secara kafah. Bukan memilih sistem buatan manusia karena melihat keuntungan duniawi semata. Wallahu’alam.
Anisa Rahmi Tania, Ibu Rumah Tangga dan Penulis Opini, Tinggal di Sumedang.