Palestina dan Rahasia Sumud yang Tak Terkalahkan
Meski dibombardir, dilaparkan, dan diusir paksa, rakyat Palestina tetap bertahan di tanah suci demi iman, martabat, dan Al-Aqsa.

Budaya yang Menjadi Senjata
Sumud juga telah menjadi budaya kolektif. Lagu-lagu perjuangan, puisi Mahmoud Darwish, mural di tembok Gaza, hingga aroma roti za’atar—semuanya adalah perlawanan sunyi. Anak-anak Palestina tumbuh dengan pesan: “Jangan tinggalkan tanah ini, walau sejengkal.”
Dengan cara itu, sumud bukan hanya milik generasi tua, tetapi diwariskan sebagai identitas nasional dan spiritual.
Harapan Kemenangan
Bangsa Palestina yakin bahwa penjajahan tidak abadi. Inggris pernah pergi dari India, Perancis hengkang dari Aljazair, Belanda keluar dari Indonesia. Israel pun suatu hari akan pergi.
Keyakinan ini diteguhkan oleh sabda Nabi ﷺ:
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang menegakkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang-orang yang menentang mereka, hingga datang keputusan Allah.” (HR. Muslim)
Harapan inilah yang membuat mereka bertahan. Mereka tahu, penderitaan hari ini adalah investasi untuk kemerdekaan anak cucu.
Penutup
The Secret of Sumud adalah rahasia mengapa Palestina tidak pernah padam. Mereka bisa kehilangan rumah, tetapi tidak kehilangan tanah. Mereka bisa kehilangan anggota keluarga, tetapi tidak kehilangan harapan.
Dunia boleh terus bertanya, “Mengapa mereka tidak menyerah?” Jawaban rakyat Palestina sederhana: “Karena inilah tanah kami. Karena di sini ada Al-Aqsa. Karena di sini Allah menguji cinta kami pada-Nya.”
Dan dengan sumud itulah, mereka mengajarkan kepada dunia bahwa ada hal-hal yang lebih berharga daripada hidup nyaman—yaitu iman, martabat, dan tanah air.
Terimakasih Dr. Bargouti, anda telah datang mengunjungi negeri kami di tengah situasi chaos Jakarta, membawa dan menyebarkan spirit Sumud kepada bangsa Indonesia.[]
Jakarta, 6 September 2025