Pawai Kepulangan Akbar, Gema Intifada Batu yang Tidak akan Berhenti
Gaza (SI Online) – Sudah 31 tahun berlalu peristiwa berkobarnya intifadhah batu dan rakyat Palestina masih bersikeras dengan semua sarana untuk melawan pendudukan Israel.
Dimulai dengan sarana batu, yang menjadi dasar intifada berikutnya. Kemudian rakyat Palestina berganti beberapa sarana hingga pawai kepulangan membuat bingung perhitungan politik, militer dan keamanan penjajah Zionis Israel.
Pada Jumat (7/12/2018) lalu, pawai ini dilabeli dengan sebutan “Intifada Batu Besar”, bersamaan dengan peringatan intifadhah pertama rakyat Palestina yang dimulai pada tahun 1987, di mana sopir truk Zionis pada 9 Desember 1987, menabrak sebuah mobil yang ditumpangi para pekerja Palestina dari Jabalia ke Al-Balad yang sedang berhenti di sebuah pom bensin. Aksi brutal ini menewaskan empat orang pekerja Palestina dan melukai yang lainnya.
Warga Palestina menilai peristiwa itu adalah aksi pembunuhan berencana dan hari berikutnya saat pemakaman korban, meletus aksi protes secara spontan. Massa melempari batu pos-pos pasukan penjajah Zionis Israel di Jabalya –Al-Balad. Para tentara penjajah Zionis menembaki massa namun hal itu tidak berpengaruh pada mereka.
Menghadapi serangan hujan batu dan botol-botol molotov, pasukan penjajah Israel meminta dukungan. Ini percikan pertama Intifadhah. Penamaan Intifada Palestina pertama atau intifadhah batu, disebut dengan nama ini karena batu-batu menjadi instrumen serangan dan pertahanan yang digunakan oleh para pejuang perlawanan terhadap pasukan pendudukan penjajah Zionis Israel.
Intifada adalah bentuk protes rakyat Palestina yang spontan atas situasi umum yang sangat buruk kamp-kamp pengungsi Palestina, pengangguran di mana-mana, penghinaan perasaan nasional dan penindasan sehari-hari yang dilakukan oleh pasukan pendudukan penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Palestina.
Diperkirakan 1.300 warga Palestina gugur dalam peristiwa Intifada pertama di tangah pasukan pendudukan penjajah Zionis. Sementara itu 160 orang Israel dibunuh oleh perlawanan Palestina. Kembali dengan kekuatan Pawai kepulangan akbar yang diluncurkan oleh rakyat Palestina sejak akhir Maret lalu dalam rangka memperingati Hari Bumi, telah menjadi tonggak sejarah dalam sejarah Palestina dan sifat konflik antara Palestina dan pendudukan penjajah Zionis Israel.
Pawai kembali akbat telah mengingatkan kembali bahwa rakyat Palestina tidak akan melupakan sifat perlawanannya terhadap pendudukan Zionis Israel disebabkan oleh kemajuan zaman dan perkembangan senjata dengan segala jenis dan bentuknya. Kejutan yang yang membuat bingung entitas Zionis adalah kebingungan adalah belum pernah terjadi sebelumnya.
Tampaknya sejarah baru Hari Bumi tercatat pada 30 Maret 2018, setelah jumlah korban yang gugur pada hari itu berjumlah tiga kali lipat dari jumlah korban di hari yang sama tahun 1976, di mana jumlah korban yang gugur waktu itu sebanyak enam orang. Ini yang membedakan, yang membuatnya sebagai tonggak sejarah yang sampai saat ini aksi ini terus berlanjut.
Pada peringatan Hari Bumi, pada Jumat pertama pawai kepulangan, sumber-sumber Palestina menegaskan bahwa jumlah massa yang bergerak ke perbatasan di tiga poros titik kontak dengan pasukan pendudukan penjajah Zionis telah mengejutkan faksi-faksi Palestina, yang memimpin aksi massa dalam hal luas dan tingkat respon rakyat untuk memenuhi seruan berpatisipasi dalam aksi ini, yang jumlahnya mencapai puluhan ribu warga di titik-titik kontak, angka yang mungkin melebihi jumlah massa yang dimobilisasi faksi-faksi Palestina dengan bus dan panitia-panitianya yang tersebar di Jalur Gaza.
sumber: infopalestina