PB LBMK Apresiasi Seruan Persatuan Habib Rizieq di Tarakan

Tarakan (SI Online) – Pengurus Besar Lembaga Budaya Melayu Kalimantan (PB LMBK) Tarakan mengapresiasi kedatangan Habib Rizieq Syihab ke Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).
PB LBMK adalah organisasi yang terdiri dari masyarakat asli Kalimantan dari delapan etnis, yaitu Suku Tidung, Bulungan, Banjar, Berau, Bajau, Kutai, Laser dan Melayu Pontianak
Kedatangan Habib Rizieq ke Bumi Paguntaka itu untuk menghadiri undangan Maulid Akbar yang digelar Aksi Solidaritas Kaltara untuk Palestina pada Sabtu (20/9/2025).
Saat tiba di Tarakan, Habib Rizieq disambut jemaah dan secara simbolik dipasangkan sesingal, ikat kepala khas suku Tidung yang berasal dari Kaltara. Pemasangan Sesingal kepada Habib Rizieq dipakaikan oleh Pendiri sekaligus Ketua Organisasi PB LBMK Thamrin.
Ketua Umum PB LMBK, H. Fadlan Hamid menilai Habib Rizieq Shihab merupakan seorang ulama besar serta keturunan Rasulullah. Pihaknya siap memberikan pengawalan kepada Habib Rizieq di Kalimantan.
“Kami siap selalu mengawal ulama yang akan melakukan ceramah di Kalimantan dan Habib Rizieq sangat mendukung gerakan LBMK untuk selalu dapat mempersatukan umat Islam di Kalimantan,” tegasnya.
Sementara itu, Habib Rizieq akhirnya dapat mengisi Maulid Akbar di Tarakan pada Sabtu malam. Di tengah hujan lebat, Habib Rizieq tetap membakar semangat jemaah.
Habib Rizieq membakar semangat jemaah dengan menolak dipayungi dan menyerukan persatuan umat. Dia kembali teringat dengan aksi 212 yang memiliki semangat serupa.
“Ingat aksi 212? 7 lebih orang yang hadir saat diguyur hujan nggak bubar, Saudara!” seru Habib Rizieq dari atas panggung dan disambut pekik takbir oleh massa yang bertahan di bawah guyuran hujan.
“Siap lanjut? Atau nunggu hujan berhenti baru lanjut? Takbir!” tegasnya yang langsung dijawab “Lanjut!” oleh para jemaah.
Dalam ceramahnya, Habib Rizieq menekankan konsep persaudaraan dalam Islam yang tidak diikat oleh darah, suku, maupun budaya, melainkan oleh iman.
“Kita nggak peduli mau orang Arab, mau Cina, mau India, mau Melayu, mau Dayak, mau Papua, mau Sunda, mau Jawa. Apapun suku kita, selama kita beriman kepada Allah, kita semua bersaudara, betul?” kata Habib Rizieq yang kembali dijawab gemuruh “Betul!” dan takbir.
“Kalau ada saudara kita yang miskin, laparnya harus jadi lapar kita. Kalau ada yang bodoh, kita wajib ajarkan. Bahkan kalau ada saudara kita yang suka maksiat, jangan dibiarkan! Selamatkan dia, cegah dia dari kemungkarannya karena kita cinta, jangan sampai dia masuk neraka,” tegasnya.
Di akhir ceramahnya, ia menyinggung bahwa dakwahnya yang tegas dalam mencegah kemungkaran sering kali membuatnya dicap sebagai sosok radikal. “Tapi gara-gara saya berdakwah begini, dibilang radikal, teroris,” pungkasnya. [ ]