SIRAH NABAWIYAH

Pelajaran dari Peristiwa Badar

Tidak lama setelah itu, sampai juga informasi kepada mereka bahwa Abu Sufyan telah berhasil meloloskan kafilah dagang dari sergapan pasukan Madinah. Hanya hitungan waktu mereka akan tiba di Makkah dengan selamat.

Seharusnya pasukan berkekuatan satu batalion itu tidak perlu menghunus pedang dan pergi keluar dari Makkah dalam keadaan cuaca yang tidak bersahabat. Tetapi kemarahan, rasa bangga, dan kesombongan yang telah menggelapkan hati para pemimpin Quraisy.

Allah menggambarkan keadaan mereka dalam firman-Nya: “Orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah.” (Q.S. Al-Anfal [8]: 47).

Berangkatlah pasukan Makkah dengan iring-iringan besar, perbekalan yang memadai, minuman keras, dan tidak lupa biduan yang akan bernyanyi untuk mereka. Bahkan sebelum berperang, mereka telah merencanakan pesta kemenangan.

Faktor Kemenangan

Perang Badar merupakan peristiwa besar, sebab peristiwa ini merupakan pertempuran besar pertama umat Islam melawan musuh. Dengan pertolongan Allah SWT, kaum Muslimin menang meskipun kalah dari sisi jumlah pasukan dan perlengkapan perang. Di antara rahasia kemenangan itu adalah Allah mengutus bala tentara dari kalangan Malaikat.

“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman.” Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (Q.S. Al-Anfal [8]: 12).

Selain itu, ada beberapa faktor pendukung lainnya yang membuat kemenangan diraih oleh umat Islam.

Pertama, umat Islam berperang di bawah satu komando yaitu Nabi Saw. Meskipun umat Islam jumlah pasukan dan perlengkapannya tidak sebanyak dari pasukan Quraisy, tetapi kedisplinan dan kepatuhan terhadap komandan menghantarkan Muslimin pada kemenangan.

Kedua, Nabi Saw berbaris dari Madinah ke Badar menggunakan strategi cerdas. Nabi Saw mengirimkan tim patroli untuk mengumpulkan informasi sebelum peperangan terjadi.

Ketiga, tujuan kedua kubu adalah dunia yang terpisah. Umat Islam ingin memastikan kebebasan berpikir, beribadah dan berekspresi bagi semua orang. Umat Islam telah mengalami banyak penderitaan. Saat itu saatnya bagi kaum Quraisy untuk diberi pelajaran agar bisa saling menghormati terhadap hak-hak dasar manusia.

Sedangkan tujuan kaum Quraisy hanya yang digariskan Abu Jahl, yakni membunuh Muhammad dan berpesta. Abu Jahl berkata, “Kami akan berbaris ke Badar dan tinggal di sana selama tiga hari. Kami akan menyembelih unta untuk dimakan, mengadakan pesta besar dan membuatnya terbuka bagi semua orang untuk datang dan makan. Kami akan minum banyak anggur dan akan dihibur oleh penyanyi dan penari. Jika hal ini diketahui, semua suku Arab akan membuat kami kagum selama sisa waktu.” Ini adalah tujuan picik yang didorong oleh kesombongan.

Keempat, semangat di kalangan umat Islam. Peralatan yang canggih dan kekuatan numerik tidak bisa memenangkan peperangan jika semangat tidak ada. Ini berlaku untuk semua peperang, baik di zaman dahulu maupun modern seperti sekarang.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button