INTERNASIONAL

Pembunuhan Jurnalis, Pembungkaman Suara Terakhir dari Gaza

New York (SI Online) – Sejumlah pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Pelapor Khusus untuk Situasi Hak Asasi Manusia di Wilayah Palestina yang Diduduki, Francesca Albanese, serta Pelapor Khusus untuk Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi, Irene Khan, menyerukan tindakan segera untuk menghentikan Israel sebelum membungkam seluruh jurnalis di Jalur Gaza.

Dilansir Pusat Informasi Palestina, Jumat (5/9) para pakar PBB mengungkapkan keprihatinan mendalam atas penargetan sistematis terhadap jurnalis Palestina yang berujung pada kematian sejumlah awak media dalam beberapa hari terakhir, termasuk dua jurnalis perempuan.

“Setidaknya 248 jurnalis telah tewas di Gaza sejauh ini, jumlah yang lebih banyak dibandingkan konflik mana pun di zaman modern,” demikian pernyataan tersebut.

Mereka menyebutkan sejumlah nama jurnalis yang gugur, di antaranya:

  • Mariam Abu Daqqa, jurnalis visual lepas untuk Associated Press.
  • Mohammed Salama, jurnalis Al Jazeera.
  • Moaz Abu Taha, jurnalis lepas.
  • Hossam al-Masri, fotografer Reuters.
  • Ahmed Abu Aziz, kontributor Middle East Eye.
  • Islam Abed, jurnalis yang tewas dalam serangan udara di sebuah apartemen di Kota Gaza.

Suara Terakhir dari Gaza yang Terancam Dibungkam

Para pakar menegaskan bahwa Israel secara konsisten menolak akses media internasional dan secara brutal menargetkan jurnalis lokal Palestina. Padahal, jurnalis inilah yang menjadi “lensa terakhir dunia” untuk melaporkan genosida, kelaparan, dan kehancuran yang berlangsung di Gaza.

“Bahkan ketika jurnalis kelaparan, kehilangan anggota keluarga, tidur di tenda, dan menjadi sasaran militer Israel seperti penduduk Gaza lainnya, mereka tetap dengan berani menjadi saksi atas kekejaman militer Israel,” kata para pakar.

Mereka menambahkan, pembunuhan ini terjadi di tengah peningkatan kontrol militer Israel atas Kota Gaza. Hanya dua pekan sebelumnya, enam jurnalis, termasuk koresponden Al Jazeera Anas al-Sharif dan Mohammed Qraiqea, juga menjadi korban serangan udara di dekat Rumah Sakit Al-Shifa.

Tuntutan: Keadilan dan Akhiri Impunitas Israel

Dalam pernyataannya, pakar PBB menyerukan:

  • Investigasi independen atas pembunuhan dan serangan terhadap jurnalis di Gaza serta seluruh wilayah Palestina.
  • Ganti rugi penuh dan keadilan bagi keluarga korban.
  • Penghentian impunitas Israel yang selama ini dibiarkan oleh komunitas internasional.

Mereka juga mendesak Israel membuka akses penuh bagi media internasional, karena kehadiran mereka diyakini akan memberi perlindungan tambahan bagi jurnalis lokal Palestina dan memastikan laporan dari lapangan tetap mengalir ke seluruh dunia.

Human Interest: Ketika Pena Dibungkam dengan Bom

Bagi warga Gaza, kematian demi kematian para jurnalis bukan sekadar statistik. Mereka adalah suara keluarga yang kehilangan anak-anaknya, lensa yang merekam penderitaan pengungsi di tenda, serta pena yang menuliskan kisah lapar dan derita di tengah blokade.

Kini, suara-suara itu terancam hilang. Para pakar PBB memperingatkan, “Komunitas internasional dan lembaga-lembaga utama PBB harus bertindak tanpa penundaan, sebelum Israel membungkam suara-suara terakhir dari Gaza.” [ ]

BACA JUGA
Close
Back to top button