Pemilu Turki: Erdogan Agaknya Tak Tertahankan
Ankara (SI Online) — Turki akan melangsungkn Pemilu har Minggu ini (24/6). Sebanyak 56.22.632 jiwa siap mengikuti pemilihan presiden dan parlemen. Pemilihan akan berlangsung dari pukul 08.00-17.00 waktu setempat (0500-1400GMT).
Selama pemilu berlangsung, 38.480 polisi, empat helikopter, delapan perahu, 85 kendaraan meriam air, 90 kendaraan lapis baja, dan tiga tim drone akan dikerahkan untuk menjaga keamanan.
Dilansir Anadolu, Delapan partai politik yang berpartisipasi dalam pemilu parlemen kali ini di antaranya: Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), Partai Rakyat Republik (CHP), Partai Rakyat Demokratik, Huda-Par, Partai IYI (Nasionalis-Liberal-Sekuler) Partai Gerakan Nasionalis (MHP), Partai Saadet, dan Partai Patriotik (Vatan).
Sementara enam kandidat presiden adalah Recep Tayyip Erdogan dari Aliansi Rakyat, Muharrem Ince dari CHP, Selahattin Demirtas dari HDP, Meral Aksener dari IYI, Temel Karamollaglu dari Saadet, dan Dogu Perincek dari Vatan.
Diantara kandidat tersebut, Recep Tayyip Erdogan diperkirakan akan memenagkan pemilu dengan relatif mudah. Prestasi dan popularitasnya tak tertandingi calon lain. Namanya menjulang di dunia internasional dan dunia Islam. Kemajuan ekonomi Turki yang mengagumkan dan wawasan serta kepemimpinannya dalam pemerintahan Turki banyak mendapat pujian. Apalagi setelah Erdogan berhasil mengatasi percobaan kudeta Turki, membuktikan dia banyak mendapat dukungan rakyat.
Diwartakan Newsweek Sabtu (23/6/2018), kans Erdogan untuk meneruskan kekuasaan yang dia pegang sejak 2003 masih terbuka lebar. “Dia masih politisi terpopuler di Turki. 43 persen rakyat masih ingin Erdogan jadi presiden,” kata analis dari lembaga think tank Atlantic Council, Aaron Stein.
Namun, ketegangan jelas terasa. Apalagi sebuah survei menunjukkan partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) terancam tak mendapat mayoritas. “Kami mendebatkan apakah AKP bisa meraup paling tidak 330 dari total 600 kursi parlemen,” imbuh Stein. Selain itu, lawan yang dihadapi Erdogan lumayan berat. Adalah Partai Rakyat Republik (CHP) yang mengangkat Muharrem Ince sebagai jago untuk mendongkel kekuasaan presiden 64 tahun itu.
Magdalena Kirchner, analis senior dari Conias Risk Intelligence, berkata orang melihat gaya kampanye Ince mirip dengan Erdogan di awal 2000-an. Selain karir politiknya yang mantap, politisi berusia 54 tahun tersebut juga termasuk figur populer sehingga menjadi kuda hitam yang menakutkan.
Ince juga mempunyai kemampuan retorika bagus dan pidatonya berapi-api sehingga namanya dipertimbangkan secara serius dalam beberapa tahun terakhir. Yang tidak kalah pentingnya, Ince memperoleh dukungan dari kalangan Kurdi yang berdiam di kawasan tenggara Turki.
Selain Ince, penantang lain seperti Selahattin Demirtas dari HDP, Meral Aksener dari IYI, Temel Karamollaglu dari Saadet, dan Dogu Perincek dari Vatan, kurang mendapat perhatian masyarakat Turki.
Red : msa / dari berbagai sumber