OPINI

Pemimpin Ingkar Janji Beban Bagi Rakyat

Sebagai pengajar, penulis juga mengingatkan janji Jokowi pada kampanye 2014 yang akan mengangkat guru honorer menjadi PNS. Faktanya, nasib getir guru honorer masih menjadi kisah sedih hari ini. Bahkan demo guru honorer K2 di depan istana kepresidenan beberapa bulan yang lalu berakhir pilu.

Jelas semakin terang benderang, semua janji manis berakhir pahit dan getir. Janji-janji palsu yang tak pernah terbukti. Bahkan rakyat terus dibohongi dan ditipu dengan berbagai pencitraan semu demi melupakan janji. Katanya tak memiliki beban masa lalu. Tapi janji-janjinya telah membebani rakyat yang ditimpa derita.

Sementara di sisi lain, rezim ini terus berupaya menyenangkan para kapitalis. Melayani mereka dengan berbagai kebijakan yang menyenangkan. Contohlah, bagaimana publik dibuat kaget dengan biaya bangun rel LRT 1 km Rp500 miliar. Hingga impor fantastis gula demi perburuan rente. Adalah sedikit dari contoh keberpihakan rezim kepada para kapitalis asing dan asong.

Pemimpin ingkar janji dan gagal meriayah rakyat adalah buah dari demokrasi. Demokrasi meniscayakan berbagai cara demi kekuasaan. Tak lagi memandang halal maupun haram. Bahkan berbohong dengan mengumbar janji menjadi cara jitu menarik simpati demi menjaring suara.

Berbagai cara jahat pun dilakukan demi mengembalikan ongkos mahal demokrasi. Membebani rakyat dengan berbagai kebijakan yang menjerat rakyat. Di satu sisi bermuka manis di hadapan para kapitalis demi balas budi. Sebab telah menyumbang ongkos tinggi dalam meraih suksesi.

Saatnya rakyat intropeksi diri, jangan mau lagi terus dibohongi. Apatah lagi mendukung kembali. Tentu hal yang bodoh jika sederet fakta tentang pemimpin ingkar janji masih membuat kita buta dan tuli. Masih saja percaya bahkan mendukung dan menolong rezim ini.

Saatnya membuka hati, mata dan pikiran sejelas dan sejernih mungkin. Bahwa hanya kepemimpinan Islam yang dapat menjadi solusi. Islam memandang bahwa penguasa diamanahi berbagai urusan dan kemaslahatan rakyat. Menjadi tanggung jawab berat di akhirat kelak, apabila penguasa abai dalam me-riayah rakyatnya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button