Pemuda Bandung Tolak Wacana Pengakuan Kedaulatan Israel

Bandung (SI Online) – Gabungan komunitas pemuda peduli Palestina Bandung mengadakan aksi damai pada Kamis, 29 Mei 2025 di Monumen Dasasila, Kota Bandung, Jawa Barat.
Aksi ini merupakan penolakan terhadap wacana pengakuan kedaulatan Israel seperti yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Puluhan pemuda ini berasal dari SJP (Student Justice for Palestine) Unpad, SJP Tel U, SJP UPI, Komunitas Mujahidah Sahabat Palestina, FYPforPals, dan FSLDK Bandung. Mereka mengenakan kafiyeh, poster dan membagikan selebaran.
Mereka menegaskan, rencana pengakuan kedaulatan Israel ini melangggar amanat UUD 45 dan putusan ICJ (International Court of Justice) pada 2024 yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah ilegal.
Baca juga: Presiden Prabowo: Jika Israel Akui Negara Palestina, Indonesia Siap Buka Hubungan Diplomatik
“Kita harus mendorong Presiden Prabowo dan Pemerintah Indonesia untuk menghentikan hubungan dengan Israel, apapun bentuknya!” kata Ketua SJP Unpad Muhammad Rofid Munif.
Salah satu anggota SJP Unpad lainnya, M. Hilmi Arkan menegaskan bahwa solusi dua negara bukan solusi saat ini.
“Yang harus diupayakan adalah penghentikan genosida dan akhiri penjajahan Israel atas tanah Palestina,” kata Hilmi.
Ridwan Andranou, SJP Tel U, menuntut pemerintah membatalkan rencana kerjasama Danantara dengan Blackrock.
“Jangan sampai Indonesia jadi negara yang munafik. Negara bilang membela Palestina, tapi tetap menjalin kerjasama dengan organisasi pro-genosida,” pinta Ridwan.
Perwakilan SJP UPIm Galvin Eka Nurullah menegaskan solusi dua negara tidak masuk akal karena tidak sesuai dengan konstitusi negara, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Puluhan pemuda ini bergerak dari Monumen Dasasila menuju Monumen Asia Afrika. Mereka mengibarkan bendera raksasa.
Sebagian peserta aksi mengenakan seragam pers dan staf medis, sebagai pengingat bahwa telah lebih dari 200 wartawan dibunuh Israel guna membungkam kebenaran. Staf medis juga ditarget karena Israel tidak ingin tim medis menyelamatkan korban yang luka.
Aksi ini mendapat perhatian masyarakat yang ada di sekitar lokasi. Boneka termutilasi simbol bayi Gaza banyak dipinjam masyarakat untuk berfoto dengannya.[]