Pendidikan dan Kesejahteraan dalam Bingkai Kemerdekaan
Diperlukan lebih kerja keras lagi agar para pemangku pendidikan di sekolah memiliki mindset yang merdeka, sehingga benar-benar berinisiatif dan mampu menyusun kebijakan dan program yang inovatif yang menunjang terciptanya iklim ‘Merdeka Belajar’..
Belajar dari negara-negara yang berhasil menata sistem pendidikan seperti Finladia, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Iggris, Belanda, Perancis dan Jepang, maka system pendidikan yang menghasilkan anak didik yang kritis dan mandiri menjadi penting!
Berkaitan dengan isu kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah bagi dunia ketiga seperti Indonesia. Meski angka kemiskinan absolut secara signifikan turun dari tahun ke tahun, isu itu masih terus mengemuka karena memang telah menjadi agenda global melalui sustainable development goals (SDGs). Lebih-lebih di saat pandemi covid-19, masalah kemiskinan makin terasa karena tekanan ekonomi nasional maupun global memang nyata. Indonesia ialah negara yang kini mampu memperbaiki angka penurunan kemiskinan pascacovid-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,54% per Maret 2022. Angka itu menurun 0,17 poin jika dibandingkan dengan September 2021 yang sebesar 9,71%. Angka kemiskinan Indonesia pada Maret 2022 menunjukkan perbaikan alias yang terendah sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Meski demikian, turunnya angka kemiskinan Indonesia belum mampu mencapai angka yang lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelum pandemi covid-19.
Sementara itu, isu pengangguran juga menjadi isu serius saat pandemi meski kini telah berangsur membaik. BPS mencatat, jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 sebanyak 144,01 juta orang, naik 4,20 juta orang ketimbang Februari 2021. Penduduk yang bekerja sebanyak 135,61 juta orang, naik sebanyak 4,55 juta orang dari Februari 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar ialah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (0,37% poin).
Sementara itu, lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar ialah sektor jasa lainnya (0,51% poin). Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83%, turun sebesar 0,43% poin jika dibandingkan dengan Februari 2021. Terdapat 11,53 juta orang (5,53%) penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19.
Latar belakang dari masalah kemiskinan dan pengangguran tidak terlepas dari masalah pendidikan. Berbagai permasalahan pendidikan yang ada menuntut adanya penyelesaian sesegera mungkin, tapi lebih dari itu yang dibutuhkan adalah solusi yang fundamental yakni dengan mengubah paradigma pendidikan sekuler menjadi paradigma pendidikan islam yang menjadi pondasi disini adalah Akidah Islam yang tidak mengenal adanya dikatomi pendidikan umum dan agama.
Pendidikan dalam pandangan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur serta sistematis untuk mensukseskan misi penciptaan manusia sebagai abdulullah dan khalifah Allah di muka bumi. Pendidikan harus nampak bagian yang tak terpisahkan dari sistem hidup islam.
Sebagai bagian integral dari sistem kehidupan islam. Sementara sub-sub sistem yang membentuk sistem pendidikan antara lain adalah tujuan pendidikan itu sendiri anak didik (pelajar/mahasiswa), kurikulum, tenaga, pendidikan, pengajar dan pelaksana, untuk mewujudkan generasi yang berkualitas.
Selanjutnya, dari hasil pendidikan ditambah literasi, sistem pendidikan memperoleh umpan balik yang dapat dijumpai untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pendidikan. Dengan demikian diketahui kesinambungan tujuan pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan sekolah (formal) sangatlah penting dan itu akan mempengaruhi kemampuan anak didik dalam menjalani proses pendidikan.
Untuk menjaga kesinambungan proses pendidikan, penjabaran capaian tujuan pendidikan melalui kurikulum pendidikan, dengan guru/dosen dan budaya pendidikan yang mudah.
Pada prinsipnya ada tiga langkah untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian islam pada diri seseorang sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Pertama, menanamkan aqidah islam. Kedua, mengajaknya bertekad bulat untuk senantiasa menegakkan bagaimana cara berfikir dan perilakunya diatas pondasi ajaran islam semata.
Ketiga, mengembangkan kepribadiannya dengan cara membuka semangatnya untuk bersungguh-sungguh mengisi pemikirannya dengan tsaqofah islamiyyah dan mengamalkan serta memperjuangkan dalam seluruh aspek kehidupan sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT dan wujud ketaatan itu adalah ikhlas.
Dalam sistem Islam masyarakat merupakan salah satu elemen penting penyangga tegaknya sistem selain terwujudnya ketakwaan individu dan keluarga, serta keberadaan negara sebagai pelaksana syariat Islam. Masyarakat berperan mengawasi anggota masyarakat lain dan penguasa dalam pelaksanaan hukum syariat Islam.
Masyarakat islam akan terbentuk dari individu-individu yang dipengaruhi oleh perasaan, pemikiran, dan peraturan islam tadi yang mengikat mereka sehingga menjadi masyarakat yang solid.
Lebih dari itu masyarakat islam memiliki kepekaan indera bagaikan pekanya anggota tubuh terhadap sentuhan benda asing. Tubuh yang hidup akan turut merasakan sakit saat anggota tubuh lain terluka, kemudian bereaksi dan berusaha melawan rasa sakit tersebut sehingga lenyap. Dari sinilah amar ma’ruf nahi munkar menjadi bagian yang paling esensial yang sekaligus membedakan masyarakat islam dengan masyarakat lain.
Ketakwaan individu, keluargapun bertaqwa sehingga anggota masyarakat mempengaruhi interaksinya ditengah masyarakat. Seseorang yang berbuat maksiat tidak akan terima melakukan secara terang-terangan, atau bahkan tidak terima melakukan sama sekali.
Kalaupun ada yang tergoda untuk berbuat maksiat, ia akan berusaha melakukan secara sembunyi-sembunyi. Begitupun ketika sadar telah melakukan kesalahan ia akan terdorong segera bertobat atas kekhilafannya.
Dari sinilah akan lahir generasi unggul yang tak hanya menguasai sains, teknologi saja tetapi juga akan mampu dalam pemahaman ilmu-ilmu Islam yang akan membentengi mereka dari berbagai akhlak yang buruk dan dalam politik pendidikan Islam yang berbasis akidah tanpa dikatomi ini telah terbukti berhasil melahirkan ribuan ulama sekaligus ilmuwan pada berbagai disiplin ilmu yang pada akhirnya akan ikut menaikan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Wallahu a’lam.
Ahmad Ramdoni Hosein
Ketua Komite SDN Kawung Luwuk
Anggota Dewan Da’wah Kota Bogor