Pengaruh Iman dalam Kehidupan
Bila nama Tuhan dalam Al-Qur’an langsung dari Allah lewat Nabi Muhammad, maka dalam agama lain Tuhan kadang tidak ada namanya. Maka jangan heran nama Tuhan, God saja, karena tidak ada namanya.
Agama Kristen kalau kita teropong, Tuhannya tiga (trinitas) itu jelas tidak logis. Kalau Tuhan lebih dari satu, pasti saling menghancurkan sehingga tidak ada manusia dan bumi ini. Begitu pula di Yahudi nama Tuhannya juga ‘gak jelas’.
Dalam Al-Qur’an Allah mempunyai 99 nama. Kita dianjurkan agar kita sering menyebut nama-nama Allah itu bila kita butuh sesuatu. Misal kita berzikir Ya Wahab Ya Razaq ketika kita butuh duit. Atau kita menyebut Ya Alim ketika butuh ilmu dan seterusnya.
Selain banyak manusia menyembah Tuhannya keliru, juga banyak manusia tidak percaya pada Tuhan. Mereka hanya mengandalkan otaknya (dan hawa nafsunya) saja dalam hidup ini. Sehingga akhirnya ia menjadi sombong dan seolah-olah paling hebat di dunia. Dalam sejarahnya kaum komunis ini karena tidak bertuhan, maka mereka membunuh manusia lebih dari 200 juta. Mereka membunuh manusia demi kekuasaan enteng saja.
Inilah yang merusak dunia sebenarnya. Percaya pada Tuhan yang salah dan sebagian lagi tidak percaya adanya Tuhan. Orang ateis yang tidak percaya Tuhan ini lupa, bahwa otak yang menciptakan Tuhan. Bukan dia dan bukan orangtuanya yang melahirkan. Dan kita tahu otak punya keterbatasan, ia tidak bisa menjangkau Zat Tuhan. Karena itu Rasulullah berpesan,”Pikirkanlah ciptaan Allah, jangan kau memikirkan zat Allah.” Ini karena engkau tidak bisa menjangkaunya.
Karena itu kita jangan berprasangka buruk kepada Allah, bila kita terkena musibah. Allah tidak pernah menzalimi manusia. Manusialah yang menzalimi dirinya sendiri. Al-Qur’an menyatakan,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushshilat 46)
Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (HR Bukhari Muslim)
Keberadaan Allah meski tidak kita lihat, tapi kita rasakan. Kita rasakan ketika shalat, ketika kita berdoa atau ketika kita mendapat musibah. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering merasakan sesuatu tapi benda itu tidak kita lihat, seperti manis, pahit, asam dan sebagainya.
KH Zainuddin MZ pernah menceritakan bagaimana tentang pentingnya keyakinan adanya hidup setelah mati. Suatu saat seorang kafir Quraisy ingin menemui Rasulullah yang saat itu sedang bersama sahabat-sahabatnya. Orang kafir itu kemudian pergi ke kuburan untuk mengambil tulang di kuburan yang sudah puluhan tahun.
Orang kafir itu bertanya kepada Nabi, ”Ya Muhammad mungkinkah tulang belulang yang telah hancur ini akan dihidupkan kembali.”