Pengaruh Iman dalam Kehidupan
Rasulullah terdiam sejenak, kemudian turunlah wahyu surah Yasin ayat 78-79:
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ
“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?”
قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ
“Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yasin 78-79)
Mendapat jawaban dari Rasulullah ini, terdiamlah orang kafir itu.
Keyakinan kepada hari akhir atau hari pembalasan itu sangat penting. Kenapa? Karena dengan iman kepada Hari Pembalasan (Yaumul Hisab) ini mendorong kita untuk berbuat kebaikan (amal saleh) dan menjauhkan kita dari berbuat buruk.
Perbuatan baik adalah perbuatan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, sedangkan perbuatan buruk adalah semua perbuatan yang dilarang atau dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Dengan keyakinan ini maka kaum Muslim tidak bingung dalam menghadapi kehidupan. Meski ia mengalami cobaan yang berat, ia tetap tabah. Ia yakin bahwa Allah Yang Maha Perkasa suatu saat akan menolongnya.
Begitu pula bila ia mendapat kebahagiaan, ia pun tidak sombong tidak lupa diri. Ia ingat bahwa nikmat yang ia dapatkan itu dari Allah Yang Maha Baik. Allah yang punya sifat Rahman dan Rahim.
Yang menarik adalah bila seorang telah mengucapkan syahadat -aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah- maka seberapapun dosa yang pernah ia lakukan, dijamin Rasulullah ia akan masuk surga (al Jannah). Tentu ia akan masuk neraka terlebih dahulu karena banyaknya dosa-dosa yang ia buat dahulu di dunia. Kecuali kalau ia sebelum meninggal dunia bertobat dulu dengan sungguh-sungguh, maka insyaallah ia akan masuk surga tanpa di neraka dulu.
Rusaknya dunia ini adalah karena banyaknya pemimpin dunia yang tidak percaya pada Allah dan hari pembalasan. Mereka mengatur dunia hanya berlandaskan pada akal dan hawa nafsunya semata. Sehingga banyak manusia menjadi rusak akhlaknya.
Hotel-hotel membiarkan pelanggannya berbuat zina, minum minuman keras, berjudi, memakai narkoba dan lain-lain. Para pemimpin dunia juga membiarkan satu negarra dihancurkan negara lain atau suatu negara menzalimi rakyatnya. Lihatlah bagaimana Israel dibiarkan menghancurkan Gaza, lihatlah dahulu waktu Amerika menghancurkan Irak. Lihatlah bagaimana penguasa Myanmar dibiarkan mengusir dan membunuh ribuan kaum Muslim yang tidak berdosa. Begitu juga penguasa dunia membiarkan kaum Muslim Xinjiang dizalimi oleh penguasa China.