OASE

Pentingnya Etika Islam di Era Digitalisasi

Dalam sebuah penelitian, lebih dari 70% pengguna internet pernah menjadi korban atau pelaku ujaran kebencian. Islam dengan tegas melarang perilaku ini, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ujaran kebencian tidak hanya melanggar nilai-nilai moral, tetapi juga merusak ukhuwah Islamiyah yang menjadi pilar dalam kehidupan bermasyarakat.

Kisah Nabi Yusuf AS dalam Al-Qur’an memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi tantangan dengan etika dan strategi yang matang.

Ketika difitnah oleh istri Al-Aziz, Nabi Yusuf memilih untuk bersabar dan memprioritaskan kehormatan dirinya di atas segala sesuatu. Ini mengajarkan kita bahwa menjaga integritas dan martabat adalah hal yang utama, bahkan ketika menghadapi situasi sulit.

Prinsip ini dapat diterapkan dalam konteks digitalisasi, di mana seorang Muslim harus bijak memilih konten yang diakses dan dibagikan.

Di era digital, penting untuk memadukan pendekatan rasional dan spiritual. Dari sisi rasional, umat Muslim perlu memahami dampak teknologi terhadap kehidupan dan membuat kebijakan pribadi seperti mengelola waktu layar (screen time) dan memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya (tabayyun).

Dari sisi spiritual, penting untuk menjaga niat dalam menggunakan teknologi sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Digitalisasi tidak boleh menjadi alasan untuk melalaikan kewajiban agama, seperti shalat dan tilawah Al-Qur’an.

Contoh nyata dari integrasi kedua pendekatan ini dapat ditemukan dalam inisiatif-inisiatif positif di dunia maya, seperti gerakan #HijrahDigital yang mengajak umat Islam untuk menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah dan berbagi kebaikan.

Gerakan ini menunjukkan bahwa teknologi, jika digunakan dengan benar, dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menyebarkan nilai-nilai Islam dan membangun ukhuwah.

Pesan moralnya jelas, digitalisasi adalah alat, bukan tujuan. Sebagaimana pisau yang bisa digunakan untuk memotong roti atau melukai seseorang, teknologi digital bergantung pada bagaimana penggunanya memanfaatkannya.

Islam memberikan pedoman etika yang sangat relevan untuk dunia modern, termasuk dalam penggunaan teknologi. Dengan memadukan akhlak Islami dan kecerdasan digital, umat Muslim dapat menghadapi tantangan era digitalisasi dengan integritas dan tanggung jawab.[]

Avifah Sauqiyah, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button