Pentingnya Politik bagi Umat Islam
عن أبي سعيد الخدري قال: قال رسول الله صلي الله عليه و سلم ؛ اذا كنتم ثلاثة في سفر فليؤمكم أحدكم.
Jika kamu bertiga dalam perjalanan maka hendaklah seorang di antara kamu menjadi pemimpin. ( HR. Ibnu Hibban).
Kedua hadits yg mulia ini menunjukkan bahwa kedudukan seorang pemimpin dalam Islam adalah perkara besar. Bahwa kehadiran seorang pemimpin di tengah kehidupan umat sangatlah penting. Bahkan keberadaan pemimpin di berbagai sektor kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan lain sebagainya menjadi kebutuhan vital umat.
Bahwa hanya tiga orang dalam perjalanan, kita diperintahkan untuk mengangkat seorang menjadi pemimpin, apalagi dalam berbagai sektor kehidupan yang lebih luas termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu umat Islam berkewajiban untuk mendidik dan mencetak serta melahirkan kader-kader pemimpin yang berjiiwa siyasah syar’iyah dan berperilaku politisi muslim yang semestinya, sesuai dengan kandungan makna politik menurut kaca mata Islam.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Ketiga: Ketahuilah bahwa kekuasaan politik itu adalah sebuah amanah, sebagaimana firman Allah dalam (QS. 4; 58)
ان الله يامركم ان تؤدوا الأمانات الي أهلها و اذا حكمتم بين الناس ان تحكموا بالعدل.
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kamu untuk menunaikan amanah kepada ahlinya, dan apabila kamu memutuskan suatu perkara maka putuskanlah dengan adil.
Ayat ini menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam bukunya “As-Siyasah asy-Syar’iyah fi Ishlaahi ar-Raa’iy wa ar-Ra’iyah”, ditujukan kepada para pemerintah Islam, pemegang kekuasaan politik.
Dalam hubungan ini Rasulullah Saw mengingatkan:
اذا ضيعت الامانة فانتظر الساعة، قيل : كيف اضاعتها يا رسول الله ؟ قال : اذا وسد الأمر الي غير اهله فانتصر الساعة
Apabila suatu amanah telah disia-siakan , maka tunggulah saat kehancurannya. Bagaimana menyia-nyiakan amanah wahai Rasulullah. Jawab Beliau : Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehamilan caranya. (HR. Bukhari).