OASE

Peringatan Maulid: Meneladani Kepemimpinan Nabi Saw

Tidak ada seorang nabi yang dipuji begitu tinggi di antara nabi-nabi yang lain melebihi Nabi Muhammad Saw. Beliau disebut sebagai uswah hasanah (teladan yang baik) bagi umat manusia sebagaimana yang disampaikan Allah dalam Al-Ahzab ayat 29.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Tidak hanya itu, Allah SWT pun mengutus nabi juga sebagai rahmat bagi setiap makhluk. Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Al-Qadhi Iyadh menjelaskan dalam kitab “Asy-Syifaa’ bi Ta’riif Huquuq al-Musthafaa”, halaman 58, yakni: “Dikatakan (kerahmatan Rasulullah) itu bagi seluruh makhluk. Bagi orang mukmin rahmat itu berupa hidayah. Bagi orang munafik rahmat itu berupa rasa aman mereka dari pembunuhan. Bagi orang kafir rahmat itu berupa penundaan azab atas mereka (berbeda dengan umat-umat sebelumnya yang mengingkari Rasul mereka diazab langsung di dunia, pen).”

Membuktikan kecintaan kepada Nabi

Mencintai Nabi adalah sesuatu yang wajib bagi umat Muslim. Bahkan melebih kecintaan kepada segala sesuatu. Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat At-Taubah ayat 24:

“Katakanlah: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

Orang yang mengakui kecintaannya kepada Rasul adalah orang yang menampakkan bukti kecintaan pada dirinya. Tanda atau bukti cinta kepada Rasul yaitu dengan meneladani beliau, mengikuti semua ucapan dan perintahnya, serta menjauhi segala larangannya.

Meneladani kepemimpinan nabi dalam politik dan pemerintahan

Salah satu bukti kecintaan kepada nabi adalah dengan menjadikan Rasulullah sebagai hakim dan pasrah pada setiap keputusannya. Keharusan pasrah terhadap semua ketentuan Allah dan Rasul-Nya telah disampaikan Allah pada firman-Nya:

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa ayat 65)

Berdasarkan ayat di atas, harusnya seorang muslim itu wajib untuk berhukum kepada Rasulullah dalam segala perkara yang diperselisihkan, wajib menghilangkan keberatan dalam hati terhadap keputusan yang Rasulullah berikan, dan berserah diri pada semua perkara yang telah ditetapkan Rasul, bukan hanya pada perkara yang diinginkan saja.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button