Petani Sangat Berperan di Tengah Pandemi, Tapi Belum Sejahtera
Semarang (SI Online) – Situasi tak menentu ekonomi nasional yang nyaris masuk jurang resesi karena kontraksi 5.32% membuat pemerintah kebingunan membuat formula mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional Hampir semua sektor mengalami kinerja negatif yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
“Penopang utama pertumbuhan ekonomi kita saat ini adalah konsumsi dalam negeri, artinya rakyat kecil yang jadi tulang punggung pergerakan ekonomi nasional. Saat ini sektor makanan minuman tumbuh minus 22.31%. Rakyat daya belinya turun,” kata Ketua Bidang Petani, Pekerja dan Nelayan (BPPN) DPP PKS Riyono dalam keterangannya yang diterima Suara Islam Online, Ahad (9/8/2020).
Fakta hampir semua sektor tumbuh negatif sangat riskan akan penambahan jumlah penduduk miskin, sektor keuangan minus 10.32%, transportasi dan pergudangan 29.22%, kesehatan 4.5%, industri 6.49%, perdagangan 6.71%.
“Bahkan jasa kontruksi yang menopang projek infrastruktur nasional juga minus 7.37%, artinya banyak pekerja bangunan yang dirumahkan dan menambah pengangguran,” kata Riyono.
Menurut Riyono saat ini sektor pertanian dalam arti luas semakin tumbuh. Kinerja positif 16.24% membuktikan bahwa sektor inilah sebagai penyelamat ekonomi nasional saat ini. Petani dan semua turunan pertanian dalam arti luas bisa memberikan kontribusi positif.
“Petani sebagai aktor utama yang memproduksi bahan pangan pertama sangat berperan saat ini ditengah pandemi untuk mengurangi potensi kerugian sampai level pedesaan, inilah jasa petani kita,” sambung Riyono yang juga Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah ini.
Pemerintah harus mereset ulang formula menggerakkan ekonomi ditengah pandemi. PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada triwulan II2020 (q to q) dan bahkan secara y0y, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19 persen. Subsektor tanaman pangan berupa panen yang memberikan kontribusi sebesar 9.3%.
“Melihat fakta saat ini, Presiden Jokowi harus mengutamakan sektor pertanian dan kesejahteraan petani sebagai upaya mempertahankan pergerakan ekonomi perdesaan, berikan perhatian khusus sektor pertanian,” tambah Riyono
Walaupun punya kontribusi positif ditengah pandemi tapi justru kesejahteraan petani stagnan. Nilai Tukar Petani (NTP) Juli 2020 pada level 100,09 yang mengalami kenaikan 0,49 persen dibandingkan bulan lalu. Artinya petani masih rugi jika diukur dari produksi dan nilai jualnya.
“Jangan sampai petani menjadi korban ditengah pandemi walau kerja mereka sangat bagus untuk menolong perekonomian negara, petani harus sejahtera,” tutup Riyono.
red: adhila