NASIONAL

Polisi Panggil Anies, Rocky: Layani Kepentingan Istana

“Masa Mahfud sendiri nggak punya pengetahuan bahwa UU Karantina itu tidak diberlakukan, justru karena Presiden ingin PSBB, jadi kan mestinya ada tim yang membaca itu. Dia nggak ngerti bahwa polisi kesulitan untuk menegakkan hukum terhadap sesuatu yang sifatnya sangat liquid, sangat tidak konstan,” ucapnya.

Selain itu, dia menilai Istana tidak mempunyai amunisi untuk mengolah informasi. Pasalnya, Istana mengandalkan opini publik melalui konferensi pers Mahfud MD sebelum kepulangan Rizieq. Apalagi, dalam konferensi pers tersebut Panglima ABRI diundang untuk menerangkan situasi.

Menurut Rocky, adanya kebocoran pemerintah dalam mengolah informasi dikarenakan Istana hanya memiliki dua pendukung, yaitu pendukung dari buzzer atau influencer dan pendukung dari komisaris relawan.

“Semuanya nggak punya kemampuan untuk bikin analisis keadaan. Jadi Presiden tertipu oleh pembantu-pembantunya sendiri, sehingga muncul blunder lagi,” ujarnya.

Rocky menyebut bahwa kapasitas yang dimiliki Mahfud untuk mengolah sejumlah informasi tidak bisa dijalankan. Dia menganggap Mahfud juga menunggangi dukungan palsu dari relawan.

Menkopolhukam, katanya, justru membawahi semua informasi publik termasuk informasi Badan Intelijen Negara (BIN), informasi intelijen TNI, serta informasi polisi.

“Dia nggak bisa olah karena dia menunggangi dukungan palsu dari relawan. Dia pikir bahwa buzzer itu betul-betul memberi informasi lebih baik daripada intelijen, daripada polisi, daripada Pangdam. Itu kesalahan Pak Mahfud, padahal dia punya kapasitas dan portofolio untuk mengumpulkan informasi itu sebelum jadi teledor mengucap kepada publik,” jelas Rocky. [kabar24.bisnis.com]

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button