Prabowo Bentuk Denwalsus, Urgensikah?
Kalau kita tarik agak jauh ke belakang, kasus pelanggaran wilayah udara Indonesia di Pulau Bawean oleh pesawat F-18 Hornet AS di era 2003-an. Uniknya petugas patroli Indonesia hanya mengandalkan F-16 guna mengejar F-18 Hornet tersebut. Dan masih banyak lagi fragmen-fragmen yang menunjukkan lemahnya kekuatan diplomasi dan kekuatan militer dalam mempertahankan kedaulatan negeri.
Jadi kewibawaan negeri dan penjagaan kedaulatannya tidak terletak pada ditampilkannya prototipe militer yang gagah dan menarik. Yang mendasar adalah asas pijakan yang memberikan guidence dalam pembentukan militer dan penjagaan kedaulatan negeri. Pijakan ideologi yang akan memberikan arah dan target pencapaian dalam diplomasi maupun kekuatan militer.
Tentunya ideologi yang menjadi pijakan bukanlah diambil dari negara lain apalagi dari negara yang notabenenya pernah menjajah Indonesia. Sungguh prihatin bila penjajah Belanda diusir secara fisik dari Indonesia, akan tetapi KUHPnya masih dipakai. Potret sedemikian memberikan gambaran bahwa negeri ini hanya beralih dari satu bentuk penjajahan menuju bentuk penjajahan lainnya. Walhasil akan sulit untuk independen dalam penjagaan kedaulatan negeri.
Begitu pula bila mengambil ideologi dari negara-negara besar baik itu Kapitalisme Sekuler maupun sosialisme Komunis. Nasib Indonesia tidak banyak mengalami perubahan. Tetap dalam kendali kepentingan negara-negara besar tersebut. Demikianlah bentuk penjajahan gaya baru.
Menjadi sangat mendesak dan urgen untuk mengambil konsepsi ideologi yang berasal dari keyakinan mayoritas rakyat negeri ini. Tentu saja Ideologi Islam yang layak setelah ideologi Kapitalisme maupun Komunisme hanya menjadikan negeri ini terus menerus berada dalam jurang keterpurukan. Bukankah atas spirit Islam, negeri ini bisa memproklamirkan kemerdekaannya?
Tentunya untuk kedua kalinya Islam akan memainkan perannya yang strategis dan berkah dalam membebaskan negeri ini dari belenggu kendali negara-negara asing. Dengan begitu negara akan bisa mewujudkan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang aman, tenteram dan sentausa.
13 April 2021
Ainul Mizan, Peneliti LANSKAP, tinggal di Malang, Jatim.