Prajurit Muslimah AS Dipaksa Komandannya Lepas Jilbab
Sementara itu dalam penyelidikan, ajudan batalyon yang menemani Montoya untuk inspeksi (saksi kejadian) mengklaim sang komandan tidak pernah bertindak kasar. Montoya hanya menepuk bahu Valdovinos sebelum membawanya keluar kapel.
“Setelah (Valdovinos) melepas jilbab, terbukti rambutnya benar-benar tergerai,” kata Kapten Brooke Smith dalam sebuah pernyataan.
“Sersan Mayor Montoya menyuruhnya untuk mengatur rambutnya kembali dan tidak membiarkan terjadi lagi. Montoya tidak pernah menyentuh prajurit itu atau meneriakinya,” ujar Brooke.
Tetapi Valdovinos punya argumentasi sendiri. Dia menegaskan telah mengikat rambut saat mengenakan jilbab tersebut.
Untuk diketahui, mulai 2017 Angkatan Darat AS mengizinkan kebebasan beragama bagi prajuritnya termasuk mengenakan jilbab atau memanjangkan jenggot bagi pria.
sumber: sindonews.com