NUIM HIDAYAT

Presiden Sebaiknya Pendidik

Para ahli manajemen membedakan antara pemimpin dan manajer. Pemimpin lebih tinggi daripada manajer. Pemimpin selain bisa mengorganisir, ia memberikan arah atau visi dan ia tahu cara mewujudkan visi itu. Manajer hanya pandai mengorganisir, ia tidak bisa memberikan visi akan sebenarnya organisasi (negara) itu.

Ali bin Abi Thalib yang dididik Rasulullah sejak kecil adalah seorang pemimpin pendidik. Meskipun banyak pemberontakan di masanya, tapi kata kata atau kebijaksanaannya menjadi legenda sampai sekarang. Kalimat kalimat yang diucapkannya dibukukan para ulama dan menjadi pedoman kehidupan. Salah satu suratnya yang monumental adalah suratnya kepada gubernur Mesir Malik Asytar saat itu. Ali ra menyatakan, “Ketahuilah wahai Malik bahwa aku telah mengangkatmu menjadi seorang Gubernur dari sebuah negeri yang dalam sejarahnya berpengalaman dengan pemerintahan-pemerintahan yang benar maupun tidak benar.

Sesungguhnya orang-orang akan melihat segala urusanmu, sebagaimana engkau dahulu melihat urusan para pemimpin sebelummu. Rakyat akan mengawasimu dengan matanya yang tajam, sebagaimana kamu menyoroti pemerintahan sebelumnya juga dengan pandangan yang tajam. Mereka akan bicara tentangmu, sebagaimana kamu bicara tentang mereka.

Sesungguhnya rakyat akan berkata yang baik-baik tentang mereka yang berbuat baik pada mereka. Mereka akan (dapat) ‘menggelapkan’ semua bukti dari tindakan baikmu. Karenanya, harta karun terbesar akan kamu peroleh jika kamu dapat menghimpun harta karun dari perbuatan-perbuatan baikmu. Jagalah keinginan agar selalu di bawah kendali dan jauhkan dirimu dari hal-hal yang terlarang. Mereka adalah makhluk-makhluk yang lemah, bahkan sering melakukan kesalahan. Bagaimanapun berikanlah ampun dan maafmu sebagaimana engkau menginginkan ampunan dan maaf dari-Nya. Sesungguhnya engkau berada di atas mereka dan urusan mereka ada di pundakmu.

Sedangkan Allah berada di atas orang yang mengangkatmu. Allah telah menyerahkan urusan mereka kepadamu dan menguji dirimu dengan urusan mereka. Jangan katakan: “Aku ini telah diangkat menjadi pemimpin, maka aku bisa memerintahkan dan harus ditaati”, karena hal itu akan merusak hatimu sendiri, melemahkan keyakinanmu pada agama dan menciptakan kekacauan dalam negerimu.

Bila kamu merasa bahagia dengan kekuasaan atau malah merasakan semacam gejala rasa bangga dan ketakaburan, maka pandanglah kekuasaan dan keagungan pemerintahan Allah atas semesta, yang kamu sama sekali tak mampu kuasai. Hal itu akan meredakan ambisimu, mengekang kesewenang-wenangan dan mengembalikan pemikiranmu yang terlalu jauh…

Janganlah bermusyawarah dengan si bakhil, karena dia akan memalingkanmu dari kebajikan dan menakut-nakutimu dengan kemiskinan. Jangan juga bermusyawarah dengan si pengecut yang hanya akan mengendorkan tekadmu atau si tamak yang akan menyemangatimu melakukan suatu keburukan dengan cara yang zalim. Sebenarnya kebakhilan, kepengecutan dan ketamakan adalah gharizah (insting) yang berbeda-beda yang disatukan oleh sifat buruk sangka terhadap Allah.”

Bila kita mengaca pada tanah air, dari ketiga calon presiden yang muncul di masyarakat, maka hanya Anies Baswedan lah yang pemimpin pendidik. Ganjar dan Prabowo hanya pemimpin bukan pendidik. Keduanya ‘hanya bisa’ mengorganisir tapi tak mampu memberikan arah ke depan sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang hebat, adil dan makmur.

Ganjar yang didukung Jokowi lebih parah lagi. Ia gagal menjadi pemimpin pendidik. Kebanggaannya terhadap film porno dan tidak merasa berdosa ketika melihatnya, menunjukkan nafsunya lebih besar dari akalnya. Pemimpin seperti ini akan cenderung mengikuti majikannya dan tidak bisa melakukan terobosan terobosan besar yang mencerahkan bangsanya.

Sabtu besok, 6 Mei akan diluncurkan buku Jejak Rekam Anies Baswedan di Jakarta. Kita akan melihat bagaimana kebijakan kebijakan yang diambil Anies di Jakarta sehingga ia layak untuk didukung menjadi presiden di Indonesia.

Di media-media sosial saat ini telah banyak beredar pidato pidato Anies yang mencerahkan. Baik tentang pendidikan, ekonomi, sejarah dan lain lain. Indonesia saat ini butuh pemimpin pendidik. Bukan sekadar pemimpin yang bisa mengorganisir massa semata. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat, Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Kota Depok 2011-2021.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button