KHOTBAH

Prinsip Islam Menghindari Perilaku Boros

Khotbah Pertama

الحمد لله رب العالمين, الذي قال في كتابه المبين: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِه مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ, أشهد ان لا اله الا الله وأشهد ان محمدا عبده ورسوله, اللهم صل وسلم على سيدنا محمد الذي قال بجوامع الكلم: لاَ يَغْرِسُ المُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُل مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَا دَابَّةٌ وَلَا طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ, النبي والرسول الذي بعث لتتميم مكارم الاخلاق ورحمة للعالمين. اما بعد:

فياايها الحاضرون, أوصِيكُم وَنَفسِى بِتَقوَى اللهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُونَ، قَال اللهُ تَعالى في كِتابِهِ العَزِيزِ: يا أيُّها الّذِينَ آمَنوا اتَّقُوا اللهَ وَلتَنظُر نَفسٌ مَا قَدَّمَت لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعمَلُونَ، يا أيها الّذِينَ آمنوا اتَّقوا اللهَ وَقُولُوا قَولاً سَدِيدًا يُصلِح لَكُم أعمالَكُم وَيَغفِر لَكُم ذُنُوبَكُم وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَد فازَ فَوزًا عَظِيمًا.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Dalam kesempatan ini, marilah kita bersama-sama menghaturkan rasa syukur kepada Allah SWT atas  segala limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita bisa berkumpul dan menghadiri  salat Jumat pada siang hari ini. Selawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabat.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Saya, selaku khothib, berpesan kepada diri sendiri dan kepada para hadirin untuk senantiasa menguatkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yaitu secara istikamah menjalankan apa yang diperintahan Allah kepada kita dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Sebab takwa inilah prinsip kehidupan kita. Dengannya, kita mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat. Allah Swt. berfirman dalam surah At-Thalaq, ayat 2:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا

Siapa yang bertakwa kepada Allah, nicaya Dia akan membukakakn jalan keluar baginya. (QS. At-Thalaq [65]: 2)

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw adalah pedoman yang harus dipegang oleh setiap muslim dalam kehidupannya, baik sebagai individu maupun kelompok. Siapa yang berpegang teguh pada keduanya, maka ia akan selamat di dunia dan akhirat. Rasulullah Saw. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Anas bin Malik Ra.:

تركتُ فيكم أمريْنِ لن تضلُّوا ما تمسَّكْتُم بهما: كتابَ اللهِ وسُنَّةَ رسولِه.

Aku tinggalkan dua hal di antara kalian semua, yang selama kalian berpegang teguh atas keduanya tidak akan tersesat, yaitu: Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya. (HR. Malik dalam kitab Al-Muwatht’a’).

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Perilaku konsumsi yang boros adalah perilaku yang dilarang dalam Islam. Selain membahayakan pada diri sendiri, perilaku itu juga membahayakan kepada orang lain. Seseorang yang memiliki perilaku ini biasanya akan mengkonsumsi makanan atau minuman menurut hawa nafsunya, bukan kebutuhannya.

Padahal, kita dituntun untuk mengkonsumsi sesuai kebutuhan. Perilaku boros ini dalam Al-Qur’an dinamakan dengan “israaf”. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf, ayat 31:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّه لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. (Q.S. Al-A‘rāf [7]:31)

Perilaku boros memiliki dampak yang merugikan, terutama bagi diri sendiri. Pelaku sering kali tidak memperhatikan apa yang mereka konsumsi, baik dari segi kualitas maupun kandungannya, apakah sehat atau tidak.

Lebih buruk lagi, perilaku ini bisa melibatkan konsumsi makanan atau minuman yang jelas-jelas diharamkan dalam Islam. Akibatnya, pelaku dapat mengalami gangguan kesehatan yang memerlukan biaya besar untuk pengobatannya. Inilah salah satu contoh nyata bagaimana perilaku boros dapat merugikan diri sendiri.

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button