NUIM HIDAYAT

Profesi Terhebat

Bila kita cermati Al-Qur’an surat Fushilat 33 tadi, ternyata tidak cukup kita hanya menyeru kepada jalan Allah. Kita juga harus mempraktikkannya dalam amal saleh. Yakni, tidak boleh seorang da’i beda ucapan dan perbuatan. Kalau ia menyuruh shalat tahajud, ia dulu yang harus mempraktikkannya. Kalo ia menyuruh hidup sederhana, maks ia tidak boleh bermewah mewah.

Berikutnya seorang dai juga harus berani menyatakan dirinya adalah bagian dari kaum Muslimin. Dirinya adalah muslim bukan kafir atau setengah kafir. Berapa banyak kini kaum Muslim yang tidak beranirnyayakan dirinya Islam? Cukup banyak.

Kita bisa mengambil contoh pejabat muslim. Banyak kini pejabat yang takut menyatakan dirinya Muslim. Mereka tidak berani mengutip Al-Qur’an atau beramar makruf nahi mungkar. Banyak banyak pejabat yang dengan latah mengucapkan salam lintas agama, agar disebut moderat. Mereka tidak berani mengucapkan salam Islam saja. Mengucapkan salam Islam dicampur dengan salam Katolik, Hindu, Budha dan lain lain.

Pejabat yang mengucapkan salam lintas agama, bisa dimaknakan ia takut menyatakan dirinya Muslim. Dan ini sebenarnya yang dituju oleh kaum Islamofobia di negeri ini. Mereka mempunyai strategi agar kaum Muslim tidak berani menyatakan keislamannya. Kaum Muslim tidak bangga dengan keislamannya.

Dan nampaknya strategi mereka kini berhasil. Dan ini tugas kita sebagai dai untuk meluruskannya. Tidak mudah memang. Tapi dengan usaha yang sungguh sungguh insyaallah para pejabat itu akan tobat atau kembali pada Islam. Memang masih banyak PR dakwah di di negeri yang kita cintai ini. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat, Penulis, Jurnalis dan Dewan Syura DDII Kota Depok.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button