Profil Yahya Sinwar, Kepala Biro Politik Hamas yang Baru
Novel berjudul Clove Thorns terbit pada tahun 2004 dan menceritakan kisah perjuangan Palestina sejak tahun 1967 hingga Intifada Al-Aqsa.
Buku Hamas: Trial and Error membahas pengalaman gerakan Hamas dan perkembangannya dari waktu ke waktu.
Buku Magedo diterbitkan pada tahun 2010 dan memantau pekerjaan Zionis Shin Bet dalam mengumpulkan informasi, menanam dan merekrut agen, serta metode dan metode investigasi brutal dari perspektif fisik dan psikologis, selain perkembangan teori dan metode penyelidikan serta kompleksitas yang terjadi serta batasannya.
Aktivitas Politik dan Militer setelah Penjara
Yahya Sinwar dibebaskan pada tahun 2011, dan dia adalah salah satu dari lebih dari seribu tawanan yang dibebaskan dengan imbalan pembebasan tentara Israel Gilad Shalit sebagai bagian dari kesepakatan “Loyalitas Terhadap Tawanan Bebas”.
Kesepakatan itu tercapai setelah lebih dari 5 tahun Shalit ditahan di Gaza, dan Israel tidak berhasil selama agresinya terhadap Jalur Gaza pada akhir tahun 2008 dalam membebaskannya dari penawanan.
Setelah keluar penjara, Al-Sinwar terpilih menjadi anggota Biro Politik Hamas selama pemilihan internal gerakan tersebut pada tahun 2012. Ia juga mengemban tanggung jawab atas sayap militer Brigade Izz al-Din al-Qassam dan memegang tugas mengoordinasikan antara Biro Politik gerakan dan pimpinan brigade.
Sinwar memainkan peran utama dalam mengoordinasikan sisi politik dan militer gerakan tersebut selama agresi Israel di Gaza pada tahun 2014.
Setelah agresi tersebut, Sinwar melakukan investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja komandan lapangan yang mengakibatkan pemecatan para pemimpin terkemuka.
Pada tahun 2015, gerakan Hamas menunjuknya untuk bertanggung jawab atas arsip sandera Israel, dan menugaskannya untuk memimpin negosiasi mengenai mereka dengan penjajah Israel. Pada tahun yang sama, Amerika Serikat mengklasifikasikannya dalam daftar “teroris internasional” dan Israel memasukkannya ke dalam daftar orang yang dicari untuk dihabisi di Jalur Gaza.
Pada 13 Februari 2017, ia terpilih sebagai kepala biro politik gerakan tersebut di Jalur Gaza, menggantikan Ismail Haniyeh.
Selama periode ini, Sinwar mencoba memperbaiki hubungan antara gerakan Hamas di Gaza dan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh gerakan Fatah di Tepi Barat, dan mengakhiri perpecahan politik di wilayah Palestina dalam rekonsiliasi nasional, tetapi upaya ini berakhir dengan kegagalan.