Puan, KIB dan Prabowo
Sabtu, 08 Oktober 2022, Puan Maharani (PM) Ketua DPR RI pewaris trah Soekarno didampingi elite PDIP dan Airlangga Hartato (AH) didampingi Ketua MPR RI Bambang Soesatyodan petinggi Golkar lainnya sambil olah raga pagi mengadakan pertemuan di lapangan Monas.
Tentunya kita mafhum pertemuan tersebut sarat dengan muatan politik pencapresan.
PDIP satu-satunya partai pemenang pemilu yang memenuhi syarat minimal 20% Presidential Threshold tentunya ingin menang dalam Pilpres 2024. Untuk itu Puan Maharani yang digadang-gadang menjadi capres mengajak partai lain untuk berkoalisi, diantaranya adalah Golkar.
Problem Golkar
Golkar saat ini bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP yang dipersiapkan untuk kendaraan Jokowi maju ketiga kalinya pada Pilpres 2024. Namun sebagian besar parpol koalisi dan parpol non koalisi menolak opsi tiga periode maka kandaslah mimpi Jokowi untuk menjadi presiden tiga periode.
Guna mengamankan dirinya dan keluarganya maka Jokowi memasang Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah sebagai pengganti dirinya sebagai capres melalui KIB.
Airlangga Hartarto harus berani mengambil keputusan independen seperti yang dilakukan Surya Paloh atau Nasdem keluar dari “orbit” Jokowi jika ingin maju capres atau cawapres.
Puan-Airlangga
Puan Maharani (PM) sebagai pewaris trah Soekarno (Orde Lama) dan Airlangga Hartarto (AH) Ketum Golkar pewaris orde baru adalah salah satu pasangan menarik jika disandingkan sebagai capres dan cawapres dengan demikian polarisasi orde lama dan orde baru akan redup.
KIB Pecah Kongsi
Jika PM dan AH ditakdirkan menjadi capres/cawapres maka PAN dan PPP tidak cukup suara untuk ajukan pasangan capres/cawapres, dengan demikian Koalisi Indonesia Bersatu akan bubar dengan sendirinya, dengan demikian kandas pula mimpi Ganjar Pranowo menjadi capres.