Puluhan Staf WHO Diduga Terlibat Pelecehan Seksual Saat Tangani Ebola di Kongo
Kepada koresponden DW di Butembo, salah satu korban menceritakan kisahnya. “Ada salah satu warga asing yang menyukai Anda. Jika Anda menyerahkan diri kepadanya, Anda akan segara mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.
“Awalnya saya bekerja sebagai ahli kebersihan di pusat perawatan Ebola. Sebulan kemudian, dia mengangkat saya menjadi administrator kamp,” tambahnya.
Laporan setebal 35 halaman itu menyoroti bahwa “skala insiden eksploitasi dan pelecehan seksual yang terjadi dalam penanganan wabah Ebola ke-10, berkontribusi terhadap peningkatan kerentanan yang dialami korban.”
Menurut laporan, para korban “tidak diberikan dukungan dan bantuan yang layak untuk melewati pengalaman yang merendahkan seperti itu.” Laporan juga menemukan ada “kegagalan struktural yang jelas dan ketidaksiapan dalam mengelola risiko insiden ekploitasi dan pelecehan seksual.” Selain itu, tim penyelidik menggarisbawahi bahwa “ada persepsi di pihak korban bahwa staf lembaga punya impunitas.”
Red: Agusdin/DW