Rahasia Umur 40 Tahun Menurut Islam
Bertaubat, hendaknya manusia berusaha memperbarui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, membuang kejahilan ketika usia muda dan lebih berhati-hati. Tidak lagi banyak memikirkan “masa depan” keduniaan, mengejar karir dan kekayaan, tetapi jauh berpikir tentang nasib kelak di akhirat.
Berdasarkan sabda Rasulullah Saw, menyebutkan bahwa usia 40 tahun paling awal, dimana isinya bermakna bahwa orang yang mencapai usia 40 tahun dan ia tetap memiliki komitmen terhadap penghambaan kepada Allah SWT. Sekaligus memiliki konsistensi terhadap Islam sebagai pilihan keberagamaannya, maka Allah SWT. Akan meringankan hisabnya. Perhitungan amalnya akan dimudahkan oleh Allah SWT. Ini merupakan suatu keistimewaan tersendiri, karena dihisab, diteliti secara detail, diinterogasi secara berbelit-belit, merupakan suatu tahapan di akhirat yang sangat sulit, pahit, lama, dan mencekam tak ubahnya disiksa, betapa pun siksa yang sebenarnya belum dilaksanakan.
Namun di sisi lain, sahabat Abdullah bin Abbas ra dan berdasarkan hadis Rasulullah Saw yang dikutip oleh Imam Al-Ghazali, bahwa manusia dengan usia 40 tahun dinilai memiliki kematangan mengolah data dan mendayagunakan akal. Oleh karenanya, jalan hidup seseorang hingga akhirnya dapat dilihat setelah usia 40 tahun, jika ada orang sudah berumur 40 tahun atau lebih, namun dia belum terbetik hatinya untuk menekuni ibadah lebih mendalam dan lebih fokus, bahkan lalu menjauhi dari ajaran agama, maka hendaklah ia menyiapkan diri untuk masuk dalam neraka. Naudzubillah min dzalik.
Ketika seseorang mencapai usia 40 tahun, satu sisi adalah puncak kematangan seseorang, disisi lain, Allah SWT memberikan pesan dan peringatan agar segera kembali fokus beribadah kepada Allah. Karena di usia 40 tahun merupakan fase seseorang bersiap-siap untuk membawa bekal amal ibadah sebanyak mungkin untuk menghadapi kematian nanti. Angka 40 tahun ini merupakan catatan untuk berpikir lebih proporsional atau titik balik untuk berbenah dan meningkatkan produktivitas dalam pelbagai bidang kehidupan yang positif untuk bekal kehidupan di akherat. Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam. []
Karyono, S.Si, M.Si., Alumni Fak. Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, S2 Ilmu Lingkungan UNS, Konsultan, Researcher, Trainer dan Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Lauhul Mahfuzh di Wonosari, Klaten, Jawa Tengah