Raja Philip III dari Spanyol Usir Tiga Ratus Ribu Muslim Andalusia
Beberapa jenis pertikaian yang terjadi antara penduduk Kristen dan Muslim juga didasari oleh fobia terhadap Islam.
Puncak dari konflik itu adalah Reconquista. Reconquista dikenal sebagai upaya penaklukan kembali Andalusia (Spanyol) oleh kaum Kristen Eropa.
Peristiwa Reconquista terjadi dalam rentang waktu yang sangat panjang. Awal peristiwa Reconquista ditandai dengan pertempuran Covadonga sekitar tahun 720 Masehi hingga jatuhnya Emirat Islam Granada pada 1492 Masehi. Emirat Granada merupakan negara muslim terakhir di Iberia selama lebih 200 tahun setelah Perang Granada diumumkan.
Setelah runtuhnya Emirat Granada, penindasan yang dilakukan rezim Kristen terhadap penduduk Muslim kian meningkat di Eropa. Umat Islam yang tersisa di Andalusia diusir ke Afrika Utara atau dipaksa memeluk agama Kristen. Kebebasan mereka sebagai warga negara benar-benar dibatasi.
Terkait dekrit yang dikeluarkan Raja Philip 3 pada tahun 1609, memicu pemberontakan Morisco (1568-1571) oleh orang-orang Morisco Granada wilayah Pegunungan Alpujarras.
Dekrit tersebut melarang orang Eropa khususnya Spanyol untuk tidak melakukan sesuatu berbau Islam, pelarangan bersuci, dan mengharuskan orang-orang Morisco menyerahkan anaknya untuk dididik oleh para birawan katholik.
Orang Morisco adalah orang keturunan umat Islam yang pindah agama menjadi Kristen karena ancaman pengusiran.
Pemberontakan Morisco tersebut gagal dan menyebabkan deportasi massal terhadap sebagian populasi Morisco Granada ke daerah lainnya.
Pengusiran terhadap orang Morisco pun terjadi pada 1609 setelah Duke of Lerma berhasil meyakinkan Raja Philip III dengan bantuan Uskup Agung Valencia.
Uskup mengatakan orang-orang Morisco adalah penghianat negara yang secara diam-diam tetap menjalankan ajaran Islam dan menjalin hubungan rahasia dengan para pelaut Turki Utsmani di perairan Laut Mediterania.