Ramadhan dalam Sistem Sekuler, Maksiat Tetap Berjalan

Umat Islam diarahkan untuk berfokus menjalani ibadah Ramadhan dengan penuh keimanan, memperbanyak ibadah serta semangat dalam melaksanakan aktivitas dakwah dan jihad fi sabilillah sebagaimana banyaknya keutaman lain dalam Ramadhan.
Rasulullah saw bersabda: “Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
Dalam hadis lain, Rasul Saw pun bersabda: “Seorang penyeru berseru, “Wahai pengejar kebaikan, menghadaplah! Wahai pengejar keburukan, berhentilah! Bagi Allah banyak orang-orang yang dimerdekakan dari neraka. Hal itu terjadi setiap malam.” (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibn Khuzaimah)
Selain itu, sistem pendidikan Islam juga berperan penting dalam mencetak generasi dan umat yang bertakwa. Karena tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan manusia memiliki kepribadian Islam. Salah satu cirinya adalah pribadi-pribadi generasi yang berpegang teguh pada syariat. Karena terikat dengan hukum syara adalah konsekuensi dari sebuah keimanan.
Selain itu, kaidah syariah menyebutkan bahwa “Pada dasarnya pembuatan manusia itu terikat dengan hukum Allah”. Dengan demikian seorang muslim tidak boleh melakukan suatu perbuatan kecuali setelah mengetahui hukum Allah atas perbuatan tersebut, yang bersumber dari seruan pembuat syariah (Allah SWT).
Khatimah
Walhasil dalam konteks ini, seorang muslim akan memilih hiburan atau membuka usaha bahkan memilih pekerjaan yang sudah jelas diperbolehkan oleh sang pembuat Syari’ (Allah SWT). Maka, marilah kita mengisi bulan Ramadhan ini dengan fokus penuh keimanan dan ketaatan, serta semoga menjadi jalan perubahan yang hakiki. Wallahu a’lam bisshawab.[]
Supartini Gusniawati, S.Pd, Aktivis Muslimah.