Ramadhan, Dewan Dakwah Sebar 137 Dai ke Wilayah Pedalaman Aceh Hingga NTT
Jakarta (SI Online) – Organisasi kemasyarakatan Islam Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) pada Ramadhan 1439 H ini menerjunkan 137 dai yang disebar di 10 Provinsi mencakup 34 Kabupaten/Kota.
Personel dai yang diterjunkan ke wilayah pedalaman Aceh hingga NTT ini berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohamad Natsir, Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh, Sumatera Barat, Lampung dan Jawa Timur.
Angka 137 orang ini belum termasuk dai menetap yang telah bertugas sejak era Natsir, sekitar tahun 1970-an yang berjumlah 197 orang yang berada di 27 provinsi meliputi 95 kabupaten/kota.
Juga belum termasuk dai pengabdian, yang ditugaskan untuk berdakwah dengan masa tugas wajib antara satu hingga dua tahun pada periode 2017-2019. Jumlah dai pengabdian ini mencapai 72 orang disebar di 20 provinsi yang meliputi 46 kabupaten/kota.
Ketua Bidang Dakwah DDII Pusat Ustaz Ahmad Misbahul Anam mengatakan, pekerjaan dakwah yang dilakukan DDII “terpaksa” harus terus wariskan dari generasi ke generasi berikunya.
“Dakwah adalah kebutuhan manusia, bahwa manusia itu perlu didakwahi. Dakwah juga merupakan tuntutan Allah Swt,” ungkap Ustaz Misbah dalam “Public Expose Program Dakwah Nasional 1439 H” oleh DDII Pusat dan Lazis Dewan Da’wah di Gedung Menara Dakwah, Jl Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu sore 26 Mei 2018.
Di Dewan Da’wah, lanjut Ustaz Misbah, pekerjaan dakwah selalu didengungkan. Ini karena organisasi kemasyarakatan Islam yang didirikan Allahuyarham Mohamad Natsir ini sejak awal pendirian memiliki program utama mempersiapkan dan menempatkan dai pedalaman.
“197 orang itu dai dari era Pak Natsir. Mereka sekarang sudah punya jaring-jaring ke bawah sekitar 1200 orang, bahkan mengelola Akademi Dakwah Indonesia,” ungkapnya.
Sebagai informasi, DDII didirikan pada 26 Februari 1967 oleh mantan Perdana Menteri RI Mohamad Natsir. Lima fungsi pendirian DDII antara lain sebagai pengawal akidah, penegak syariah, penjalin ukhuwah, pendukung keutuhan NKRI dan pendukung solidaritas umat manusia.
Baik Ketua STID M Natsir Dwi Budiman maupun Ketua Bidang Pendidikan DDII Imam Zomroji sepakat, bahwa aktivitas dakwah yang dilakukan oleh lembaganya ke berbagai wilayah pedalaman, suku terasing dan perbatasan ini adalah cara mereka menjalankan fungsi menjaga keutuhan NKRI.
Untuk ADI, Zamroji menyebutkan, saat ini Dewan Da’wah telah memiliki 14 ADI di 14 kabupaten/lota. Kedepannya, ia ingin di seluruh kabupaten/kota di Indonesia didirikan akademi dakwah. “Inilah cara kami merawat NKRI,” ungkap Zamroji.
Program-program dakwah yang dilakukan DDII ini tak lepas dari dukungan Lazis Dewan Da’wah. Manajer Program Lazis Dewan Da’wah Agung Gumelar mengungkapkan, pihaknyalah yang selama ini berada di belakang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para dai Dewan Da’wah.
Sebagai contoh, kata Agung, Lazis Dewan Da’wah mendukung aktivitas para dai di pedalaman pada bulan Ramadhan ini dengan mengadakan sejumlah program seperti Bingkisan Ramadhan, Paket Buka Puasa Bersama, Kado Anak Yatim Dhuafa, Paket Lebaran Dai, Sedekah Makan Rakyat hingga tasaruf zakat fitrah.
“Insyaallah kerja para dai kita itu mengoptimalkan kebermanfaatan ZIS masyarakat guna merawat Indonesia dengan dakwah rahmatan lil alamin,” pungkasnya.
red: shodiq ramadhan