Ramadhan, Pusat Madrasah Kesabaran

Salah satu sebutan dari bulan Ramadhan adalah sebagai syahrul shabr (bulan kesabaran). Menjalankan perintah ibadah puasa itu sendiri merupakan bukti kesabaran.
Puasa ialah separuh dari kesabaran (H.R. Tirmidzi). Kesabaran adalah pilar terbesar bagi setiap akhlak mulia dan bagi upaya untuk menghindari akhlak tercela. Puasa Ramadhan membentuk karakter seorang muslim menjadi penyabar.
Karena itu, tidak heran jika bulan Ramadhan disebut sebagai bulan kesabaran. Nabi Saw bersabda, “Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun.” (H.R. Ahmad dan Muslim).
Disifati sebagai bulan kesabaran, karena terkumpul di dalam bulan Ramadhan tiga jenis kesabaran; sabar melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya dan sabar dalam menghadapi ketentuan-Nya. Karenanya, layak apabila Ramadhan disebut sebagai pusat madrasah kesabaran.
Al-Qur’an telah memerintahkan agar kaum Muslimin terus meningkatkan kesabaran dalam menghadapi berbagai kondisi. “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Q.S. Ali Imran [3]: 200).
Melatih kesabaran dapat meningkatkan kesabaran. Kesabaran yang dilatih secara terus menerus dapat menjadi kebiasaan. Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang menyabar-nyabarkan diri (berusaha untuk bersabar), maka Allah akan menjadikannya sebagai orang yang sabar.” (H.R. Bukhari).
Esensi dari ibadah puasa ini adalah menahan diri dari berbagai macam nafsu, seperti rasa lapar, emosi, dan syahwat. Puasa juga dapat disamakan dengan berlatih untuk memerangi hawa nafsu tersebut. Dengan puasa Ramadhan seseorang dapat meningkat kesabarannya.
Tidak sedikit godaan bagi orang berpuasa selama bulan Ramadhan. Mulai dari makanan dan minuman yang menggoda selera dan diskon belanja besar-besaran yang menggoda keinginan agar bisa keluar rumah; membicarakan keburukan orang lain; dan orang lain yang mencela serta menyulut emosinya.
Menghadapi hal itu, Nabi Saw memberikan solusi melalui sabdanya, “Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah berkata kotor, dan jangan pula bertindak yang bodoh. Jika ada orang yang mencela atau mengganggu, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Bagi orang yang sabar akan mendapatkan banyak keutamaan, antara lain adalah, pertama, diberikan pahala yang berlipatganda. Allah SWT berfirman, “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 54).
Kedua, Allah akan selalu menyertainya. “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 153). Abu Ali ad-Daqqaq berkata, orang yang sabar beruntung dengan kemuliaan dunia dan akhirat karena mereka mendapatkan penyertaan Allah SWT.
Ketiga, dikumpulkan tiga hal bagi orang yang bersabar, yaitu salawat Allah atasnya; rahmat-Nya; dan pentunjuk-Nya (Q.S. Al-Baqarah [2]: 155-157).