Rasulullah Bersihkan Kaum Pemberontak
Pasukan yang dikirim ke Jubbab dan Baliya
Pada bulan Rabi’ul akhir, Rasulullah Saw juga mengirim Ukasyah bin Mihshan dengan kekuatan sekelompok kaum muslimin ke Jubbab dan Baliya –keduanya adalah kabilah dari Qudha’ah. Ukasyah berhasil menundukkan mereka, dan kembali lagi kepada Rasulullah Saw dengan membawa kemenangan.
Lima tim pasukan yang dikirim Rasulullah ke tempat yang berbeda-beda itu semuanya pulang dengan membawa kemenangan. Posisi Daulah Islam makin kuat dan stabilitas keamanan makin terkendali.
Bagaimana Sekarang?
Saat ini, saat negara dihadapkan pada pemberontakan seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM), mestinya pemerintah berani mengambil langkah tegas untuk menumpas mereka. Sebab mereka adalah kelompok pembangkang (Quththa’ at-Thariiq au al-Hirabah), yang memisahkan diri dengan menggunakan kekuatan dan senjata. Mereka juga merampas, menjarah, membunuh, meneror dan menebarkan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.
Kepada para pemberontak ini, menurut Doktor Muhammad Khair Haikal dalam kitab Al Jihad Wal Qital fi Siyasah Syar’iyah, mereka harus diseru untuk meletakkan senjata dan menyerahkan diri mereka dengan cara memberi nasihat dan peringatan (warning). Jika mereka kembali, mereka akan dibebaskan, tetapi jika tidak, mereka harus diperangi. “Negara wajib mengirimkan satuan tempur untuk memerangi mereka serta menghancurkan ancaman mereka terhadap kaum Muslim”, kata Haikal sembari mengutip pendapat Imam Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya.
Perang melawan kelompok pemberontak, jika mereka adalah kalangan orang-orang kafir maka status perangnya adalah jihad, pasukannya disebut sebagai mujahidin danjika terbunuh berarti syahid. Tetapi bila pemberontak itu adalah Muslim, maka status memerangi mereka tidak dikategorikan sebagai jihad. Wallahu a’lam bi shawwab.
(shodiq ramadhan)