SIRAH NABAWIYAH

Rasulullah Saw Sang Pemaaf

Sebelum Upaya Peracunan

Perang Khaibar, tentu ada keterkaitannya dengan kisah ini. Awal mulanya, perang ini terjadi pada akhir tahun ke-6 H, saat itu ketika Rasulullah Saw beserta pasukan umat Islam pergi ke Khaibar, yaitu sebuah wilayah yang terletak 150 kilometer ke arah laut kota Madinah dan menjadi basis kaum Yahudi.

Ketika sampai di Khaibar, Rasulullah meminta penduduknya menyerah karena sebelumnya diketahui bahwa Khaibar dijadikan tempat konsolidasi untuk menyerang Madinah. Namun, penduduk kaum Yahudi menolak seruan Rasulullah hingga akhirnya terjadilah perang besar yang saat itu juga termasuk dalam peristiwa besar bersejarah.

Rasulullah saat itu mengetahui bahwa Khaibar dijadikan pusat persekongkolan, pusat militer hingga pusat kejahatan untuk menghancurkan umat muslim. Perang Khaibar diakhiri dengan perundingan damai antara kaum Muslim dan penduduk Khaibar.

Mereka sama-sama sepakat untuk mengakhiri perang dengan beberapa poin kesepakatan bersama. Salah satunya adalah penduduk Khaibar harus menyerahkan separuh hasil panen kepada umat Islam Madinah mengingat pertempuran Khaibar dimenangkan umat Islam.

Jadi pada intinya penduduk Yahudi di Khaibar tetap boleh bercocok tanam di lahan mereka namun harus membagikan Sebagian hasilnya kepada kaum muslimin. Perlahan-lahan Khaibar menjadi kota yang damai, namun tidak sedikit penduduknya yang masih menyimpan dendam.

Salah satunya istri Salam bin Misykam yakni Zainab binti al-Harits. Setelah melakukan perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Yahudi, masyarakat Khaibar hendak menghadiahkan sajian makanan kepada Kaum Muslimin, terutama pada Rasulullah.

Semua jamuan pun siap tersaji di meja makan. Namun di antara banyaknya sajian, ada satu hidangan yang sangat mencolok yakni domba panggang. Masakan domba panggang adalah salah satu makanan kesukaan Rasulullah Saw, sehingga para sahabat meletakkannya di depan Rasulullah.

Kemudian Zainab bertanya kepada Rasulullah tentang bagian tubuh daging mana yang disukai oleh Rasul. Kemudian Rasul berkata bahwa ia menyukai paha bagian depan. Setelah itu Zainab memberi racun lebih banyak pada daging domba yang ingin dihidangkan kepada Rasulullah.

Sebelumnya, sahabat Rasul bernama Basyar bin Barra bin Marur sudah menyantap makanan yang telah dicampuri racun oleh Zainab. Belum sempat Rasul menelannya, Rasul mendapat mu’jizat bahwa daging tersebut berkata pada Rasul bahwa daging itu telah dicampur racun.

Kemudian Rasulullah pun menyuruh sahabat lain untuk tidak melanjutkannya. Ini sekaligus menunjukkan bahwa atas izin dari Allah lah diberikan mu’jizat kepada Nabi Muhammad. Para sahabat pun kebingungan kepada Rasul yang tiba-tiba menyuruh sahabat untuk berhenti makan.

Setelah Rasul menjelaskannya pada sahabat, para sahabat geram dan ingin membunuh Zainab binti al-Harits tersebut. Namun Rasul menahan para sahabat melakukan tindakan tersebut.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button