SIRAH NABAWIYAH

Rasulullah Saw Sang Pemaaf

Lalu Rasul memanggil Zainab dan menanyainya beberapa hal dan meminta Zainab menjawabnya dengan jujur.

Syekh ‘Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi, atau yang dikenal dengan Syekh al-Khazin (wafat 741 H), mengatakan, “Zainab berkata, ‘Telah sampai dari kaumku segala hal tentang dirimu. Maka, aku berkata kepada mereka, ‘Jika memang dia (Rasulullah) seorang raja, dia pasti mati (dengan makanan yang beracun) itu. Namun, jika memang ia benar seorang nabi, dia pasti akan diberi tahu.’”

Setelah mendengar pernyataan Zainab, para sahabat kesal karena perbuatannya tersebut sudah sangat fatal apalagi sampai ingin melukai Rasulullah dan menyebabkan salah seorang sahabat meninggal. Sahabat keika itu ingin membunuhnya, namun Rasuullah Saw melarangnya.

Muallafnya Zainab bin al-Harits

Setelah kejadian fatal yang dilakukan oleh Zainab binti al-Harits yang hampir mencelakai Rasul, para sahabat mengusul pendapat kepada Rasul bahwa bagaimana jika Zainab dibunuh saja. Tetapi Rasul menolak usulan tersebut dan melarang sahabat melakukan hal tersebut meski telah menyebabkan sahabat Rasul bernama Basyar bin Barra bin Marur itu meninggal karena terkena racunnya.

Tetapi siapa sangka ternyata kesabaran Rasulullah ternyata berbuah hasil, yang bahkan satu akal sahabat pun tidak sampai kepadanya. Setelah kejadian itu, wanita pembubuh racun itu langsung masuk Islam saat itu juga di hadapan Rasulullah.

Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitabnya mengatakan, putusan Rasulullah saat itu menuai perbedaan pendapat di kalangan para ulama sejarah, perihal nasib perempuan yang baru masuk Islam setelah peristiwa itu berlalu. Lantas apakah Zainab dijatuhi hukuman mati, sebagai qishash (hukuman) atas tewasnya Basyar, ataukah diampuni tanpa harus mendapatkan hukuman mati?

Ibnu Sa’ad menyatakan bahwa Rasulullah menyerahkan Zainab kepada keluarga Basyar, dan mereka menghukum mati perempuan itu. Namun, pendapat yang lebih sahih sebagaimana yang disebutkan Imam Muslim, bahwa Rasulullah berkata kepada Zainab, “Allah tidak mungkin memberimu kemampuan untuk membunuhku.” Saat itu para sahabat bertanya, “Apakah kita akan menghukum mati perempuan ini, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Tidak.”

Syekh Said Ramadhan al-Buthi dalam kitab sirahnya mengatakan, ada hikmah luar biasa di balik kejadian ini, yaitu: peristiwa turunnya wahyu yang memberitahu Rasulullah tentang racun dalam daging domba yang akan beliau makan.

Hanya saja, atas ketetapan yang telah Allah gariskan, Basyar bin Barra terlebih dulu menelan daging beracun itu sebelum Rasulullah memberitahu bahwa daging yang akan mereka makan dibubuhi racun. Basyar pun meninggal karenanya.

Menurut al-Buthi, peristiwa ini memberikan sebuah pengertian dan keyakinan perihal betapa kukuhnya penjagaan Allah terhadap nabi dan rasul-Nya dari kejahatan dan tipu muslihat orang-orang yang hendak melakukan kejahatan kepadanya. Ini bukti nyata dari kebenaran ayat Al-Qur’an yang berbunyi:

وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

“Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Surat Al-Ma’idah).

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button