Ribuan Warga Solo Gelar Aksi Tolak Miras
Solo (SI Online) – Ribuan masyarakat Kota Surakarta tumpah ruah memenuni Jl Gatot Subroto, kehadiran mereka dalam rangka mengikuti aksi,”Gatsu Memanggil”, Jumat (24/1/2025).
Menurut koordinator aksi, Muhammad Burhannudin Hilal, ‘Gatsu memanggil’ merupakan rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan seluruh elemen masyarakat, tokoh ulama dalam rangka untuk memprotes keberadaan café penjual miras di koridor Gatot Subroto.
“Sebelumnya kami sudah menghubungi aparat kepolisian, DPRD, Satpol PP bahkan melaporkan ke Walikota Surakarta meminta agar toko-toko penjual miras di Gatsu ditutup,”ujarnya, Jumat (24/1/2025) selesai aksi.
Selain melakukan orasi peserta aksi juga membawa sejumlah spanduk dan poster yang berisi bahasa miras dan tututan untuk menutup toko miras.
Burhan menambahkan Jalan Gatot Subroto sendiri terdapat café penjual miras yang sangat meresahkan yaitu Kulkas Babe dan 23 Degree sedangkan penjual miras lainnya adalah Pion Eksekutif yang ada di Pasar Singosaren lantai atas.
Dalam hal ini Walikota Surakarta sudah berupaya sekuat tenaga untuk menutup tempat tersebut. Hal ini dibutktikan dengan ditutupnya toko penjual miras Kulkas Babe. Namun untuk 23 Degree dan Pion sampai saat ini masih bebas berjualan.
“Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Walikota Surakarta yang sudah berani menutup Kulkas Babe namun masih ada bebeapa toko atau cafe yang menjual miras dan itu modusnya sembunyi-sembunyi,”ujar Komisi Ukhuwah MUI Kota Surakarta tersebut.
Aksi Gatsu Memanggil ini sendiri diadakan sebagai bentuk penolakan masyarakat yang menginginkan Solo bebas miras.
“Acara ini menjadi motivasi bagi kita semua dan dorongan kepada pemerintah Kota Surakarta, untuk menolak keberadaan miras. Sehingga Solo tetap menjadi kota yang sehat, aman dan berbudaya,”tambahnya.
Gerakan Gatsu Memanggil merupakan gabungan dari seluruh elemen masyarakat di sana ada seniman, pelaku UMKM Koridor Gatsu, tokoh masyarat Kemlyan dan ulama Solo.
Sementara itu Ustadz Ghozali perwakilan dari Majelis Tafsir dalam orasinya mehimbau agar masyakarat kota Surakarta peduli dengan persoalan ini.
“Sebagai umat Islam harus peduli terhadap persoalan ini jangan pura-pura tidak tahu, Kita harus takut akan adzab yang diberikan Alla apabila membiarkan sebuah kemaksiatan,” katanya. Ustadz Ghozali juga meminta kepada aparat seluruhnya agar kemaksiatan ini dihilangkan.
Hadir dalam aksi tersebut dari beberapa tokoh ulama seperti Ustadz Ghozali (MTA), KH Muhammad Halim (Ponpes Takmirul), Dr Hakimudin Salim (Muhammadiyah), Ustadz Abdul Rochim Baasyir (DSKS) dan sejumlah tokoh lainya. [ ]