Riwayat Kompas Anti Islam
Sekadar mengungkap catatan, Kompas pernah melancarkan perasaan anti Islam melalui majalah “Jakarta-Jakarta” pasca Kerusuhan Mei 1998. Fitnah luar biasa itu melalui tulisan opini FX Rudi Gunawan.
Tulisan itu mengungkap bahwa dalam kerusuhan Mei 1998 telah terjadi pemerkosaan massal terhadap warga negara keturunan China oleh orang Islam. KISDI lagi yang melakukan protes ke Deppen, apalagi kemudian berita bohong Jakarta-Jakarta itu pun menjadi berita internasional. Bahkan FBI dan CIA di Amerika Serikat sempat mempercayai berita bohong itu dan menampung permintaan suaka ratusan keturunan Cina ke AS dengan alasan sebagai korban pemerkosaan umat Islam di Jakarta. Karena dalih mereka ditulis dalam sebuah pengakuan yang seragam (sama persis hanya foto copy) membuat pihak keamananan Amerika curiga dan melakukan investigasi ke Jakarta. Hasilnya menurut VOA (Voice of America) gelombang pencari suaka keturunan China itu dikendalikan seorang makelar pencari kerja dari RRC ke AS.
Kompas memang sangat’ kreatif’ dalam melecehkan Islam, dan tidak habis-habis selalu minor dari aspirasi Islam.
Kompas memang sangat’ kreatif’ dalam melecehkan Islam, dan tidak habis-habis selalu minor dari aspirasi Islam.
Belum lama ditandatangani perjanjian damai heboh Somasi TPI ke Kompas. Masuk bulan Ramadhan 1998 (Kompas, 3 Januari 1998), kembali Kompas berulah dengan memuat berita foto sangat besar di halaman satu dengan judul “Sarapan Pagi”. Foto yang sangat besar itu bagai melecehkan umat Islam saat itu tengah berpuasa. Foto itu terasa kontroversial dimuat secara mencolok dalam ukuran besar (tiga kolom di halaman muka) setinggi setengah halaman koran, dengan keterangan foto: Sarapan Pagi: Menjelang pelajaran dimulai murid SD Slopeng Sumanep Madura ini menyempatkan diri untuk sarapan pagi. Dengan uang Rp 100,- di kantin belakang sekolah, mereka dapat menikmati sepiring nasi uduk dengan lauk ala-kadarnya.
Pemuatan foto itu mengusik tokoh Betawi juga Ketua Bamus Betawi Mayjen (Purn) Eddie M. Nalapraya. Menurut Eddie saat itu, foto itu jelas melecehkan umat Islam yang tengah berpuasa juga menghina orang Madura yang 100% beragama Islam. Foto itu menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, sengaja dimuat untuk “menyindir” bahkan melecehkan umat Islam yang saat itu tengah berpuasa.
Gaya Kompas yang sinis dan “menyerang” Islam itu tampaknya kini di era pemerintahan Joko Widodo yang didukungnya habis-habisan sejak awal itu, akan lebih nyaring dilontarkan. Mungkin mereka merasa kembali sebagai pendamping penguasa seperti di awal era Orde Baru bersama Soeharto. Mungkin!
HM. Aru Syeif Assadullah, Pemred Tabloid Suara Islam.
(Artikel ini telah dimuat di Tabloid Suara Islam, edisi Oktober 2014).