Runtuhkan Zionis, Rebut Baitul Maqdis
Direbutnya kembali Baitul Maqdis memang baru pada tahun 1187, namun generasi yang membebaskannya sudah dilakukan dari generasi ke generasi dan itu antara lain dimulai oleh Imam Ghazali. Memang memakan waktu yang lama lantaran penyakit yang ada dalam tubuh umat Islam begitu banyak dan menumpuk. Obat dan penyembuhannya tidak bisa singkat.
Kalau kita lihat kitab Ihya Ulumiddin, sorotan utama Imam Ghazali ada dua aspek: pentingnya ilmu dan ulama. Apa yang menyebabkan umat ini sakit adalah ulama yang rusak cinta dunia dan suka mengejar jabatan. Sebab yang kedua adalah tersebarnya pemahaman-pemahaman sesat yang tidak berlandaskan ilmu.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Imam Ghazali melakukan tujuh tindakan untuk hadirkan perubahan:
Pertama, mencetak generasi baru ulama dan para pendidik.
Kedua, melahirkan kurikulum baru dalam bidang Pendidikan pengajaran Islam.
Ketiga, menghidupkan risalah amar makruf nahi mungkar.
Keempat, mengkritisi para penguasa zalim di dunia Islam. Jangan sampai ulama takut mengkritisi penguasa. JIka takut mengkritik, bukan ulama namanya. Hal ini penting karena rusaknya umat ini karena penguasa zalim dan kebijakannya yang sesat.
Kelima, memberantas materialism dan praktik keagamaan menyimpang serta meluruskan pemahaman tentang dunia dan akhirat.
Keenam, ulama harus mendakwahkan tema keadilan sosial. Hal ini untuk mendekatkan perbedaan jarak antara idealita pesan Islam dan realitas sehari-hari. Ceramah-ceramah dipengajian hendaklah tidak hanya seputar bab wudhu dan shalat, namun perlu memasukkan tema keadilan sosial dalam Islam. Dasarnya adalah firman Allah dalam surat an Nahl ayat 90:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Ketujuh, beliau memberantas aliran-aliran sesat dalam tubuh umat Islam.
Tujuh program pokok yang dilakukan oleh Imam Ghazali itu kemudian dilanjutkan oleh Syekh Abdul Qadir al Jailani. Kita di Indonesia mungkin hanya mengenal sosok ini sebagai pemilik karamah. Padahal Syekh Abdul Qadir al Jailani adalah salah satu penggerak Islam dan perbaikan umat Islam yang madrasahnya melahirkan generasi pemimpin seperti Nuruddin Mahmud Zanki.
Melalui madrasah tersebut lahir perwira-perwira militer, gubernur-gubernur yang shalih, pegawai-pegawai pemerintahan yang solid, yang akhirnya mengantarkan Shalahuddin al Ayyubi tahun 1187 membebaskan Masjidil Aqsha.
Begitulah saat umat sudah sembuh dari berbagai macam virus penyakit. Sudah tidak cinta dunia lagi dan sudah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Umat yang semuanya mau digerakkan. Begitulah fondasi awal lahirnya gerakan jihad yang membebaskan Baitul Maqdis.
Walhasil buku yang bagus ini sayang bila dilewatkan. Buku ini sangat berguna bagi aktivis Islam, guru, ustaz, kiyai, cendekiawan atau masyarakat umum. Karya ini bisa dijadikan juga sebagai bahan ajar atau materi pengajian agar kaum Muslimin selalu semangat dalam membela saudaranya di Palestina. Wallahu azizun hakim. []
Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik Islam.
Sumber: Fahmi Salim, Runtuhkan Zionis Rebut Baitul Maqdis, Yayasan al Fahmu Internasional Indonesia, Jakarta, Februari 2024.